Analisis Kinerja Mesin Pengering Tipe Bed Dryer Untuk Pengeringan Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
HASTI IHSANI AYU, Dr. Joko Nugroho Wahyu Karyadi, S.T.P., M.Eng.
2022 | Skripsi | S1 TEKNIK PERTANIANMinyak tamanu dikenal masyarakat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Dalam pembuatan minyak tamanu, tahapan yang sangat penting pengeringan biji nyamplung Kebanyakan proses pengeringan biji nyamplung masih mengandalkan panas matahari, sehingga jika cuaca tidak menentu dan pada saat musim penghujan biji nyampling tidak dapat kering sempurna. Hal tersebut dapat menyebabkan turunnya kualitas minyak tamanu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh temperatur udara pengering mesin bed dryer pada pengeringan biji nyamplung berdasarkan pada kinerja mesin dan perubahan karakteristik fisik biji nyamplung. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental yang dilakukan di PT. Sinergi Panggung Lestari. Dalam penelitian ini, variasi suhu yang digunakan adalah 50°C dan 60°C. Kadar air, warna, partikel densitas, dan densitas bulk biji nyamplung diukur sebelum dan sesudah proses pengeringan. Pengukuran suhu dan dimensi juga dilakukan setiap 1 jam pada 3 titik. Penetuan kadar air dilakukan dengan metode thermogravimetri. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa alat pengering ini dapat menurunkan kadar air bahan rata-rata sebesar 12,78% dengan laju pengeringan mencapai 0,24-0,33 kg/jam. Nilai HUF maksimum adalah 34,87%, COP minimum adalah 65,13% dan nilai EHE < 80%. Nilai efisiensi sistem pengeringan sebesar 2,36-2,85% dan nilai efisiensi panas pengeringan sebesar 2,81-3,63%. Hasil pengujian perubahan karakteristik fisik biji nyamplung untuk parameter warna dan densitas bulk pada kedua variasi suhu pengeringan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan untuk dimensi (sphericity) dan densitas partikel menunjukkan perubahan yang nyata karena perlakukan suhu pengeringan yang diberikan.
Tamanu oil is known to the public to have many health benefits. In making tamanu oil, a very important stage of drying nyamplung seeds. Most of the drying process of nyamplung seeds still relies on the heat of the sun, so that if the weather is erratic and during the rainy season the nyampling seeds cannot dry completely. This can lead to a decrease in the quality of tamanu oil. This study aims to analyze the influence of the drying air temperature of the bed dryer machine on the drying of nyamplung seeds based on the performance of the machine and changes in the physical characteristics of the nyamplung seeds. The method used is an experimental method carried out in PT. Sinergi Panggung Lestari. In this study, the temperature variations used were 50°C and 60°C. The moisture content, color, particle density, and bulk density of nyamplung seeds are measured before and after the drying process. Temperature and dimensional measurements are also carried out every 1 hour at 3 points. The hatching of moisture content is carried out by thermogravimetric methods. The results of the study showed that this dryer can reduce the water content of the average material by 12.78% with a drying rate of 0.24-0.33 kg / hour. The maximum HUF value is 34.87%, the minimum COP is 65.13% and the EHE value is < 80%. The efficiency value of the drying system is 2.36-2.85% and the drying heat efficiency value is 2.81-3.63%. The test results of changes in the physical characteristics of nyamplung seeds for color parameters and bulk density in both variations in drying temperatures showed no noticeable difference. As for the dimensions (sphericity) and density of particles show noticeable changes due to the treatment of the given drying temperature.
Kata Kunci : Bed dryer, nyamplung, suhu pengeringan, sifat fisik, HUF, COP, EHE, efisiensi.