Laporkan Masalah

Analisis Risiko Rantai Pasok Buah Pisang di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta

AHSANI TAQWIMA, Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.T.P., M.Eng.; Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec.

2022 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Pisang merupakan komoditas hortikultura yang sangat populer di Indonesia. Buah pisang memiliki karakteristik khusus yaitu mudah rusak sehingga dapat menimbulkan penampakan buah menjadi buruk. Budidaya pisang juga berpotensi terkena serangan hama dan penyakit. Penetapan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat adanya Pandemi Covid-19 berdampak juga pada terbatasnya mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi model rantai pasok pisang dan risikonya termasuk risiko yang berkaitan dengan adanya Pandemi Covid-19 kemudian menentukan mitigasi yang tepat untuk risiko yang diprioritaskan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode convenience sampling dan snowball sampling secara in-depth interview dengan risk owner. In-depth interview digunakan untuk mengidentifikasi model rantai pasok pisang, mengidentifikasi risiko dan menyusun mitigasi risiko dengan mempertimbangkan pendapat dari expert. Analisis risiko dilakukan berdasarkan standar ISO 31000:2018 dan prioritas risiko ditentukan dari hasil risk mapping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasok pisang di Kulon Progo terdiri dari 5 tier dan memiliki 8 model aliran rantai pasok. Risiko pada rantai pasok pisang di Kulon Progo teridentifikasi sebanyak 30 risiko yang terbagi menjadi beberapa level risiko yaitu 8 risiko pada level avoid risk, 8 risiko pada level transfer risk, 4 risiko pada level manage risk dan 10 risiko pada level appetite risk. Mitigasi risiko yang dilakukan yaitu pada tier petani adalah penggunaan benih atau anakan yang sehat dan seragam, pencucian benih dengan fungisida/ bakterisida, penggunaan agensia hayati, menerapkan desinfeksi alat pertanian, pembrongsongan buah, dan memberikan insektisida pada jantung pisang. Pada tier penebas yaitu menerapkan sistem pembayaran uang muka (down payment), melakukan perjanjian dengan petani dan pedagang, membuat pencatatan dan penjadwalan perkiraan panen, dan membuat catatan hutang. Pada tier pedagang kecil yaitu menyimpan pisang matang dengan posisi digantung atau ditata dalam rak, pemeraman dan pembelian pisang dilakukan dengan melihat stok pisang dan kondisi pasaran, penyimpanan pisang memperhatikan suhu udara dan tidak terkena sinar matahari langsung, membeli pisang yang tua dan mencari rekanan bisnis seperti industri bakery.

Banana is a very popular horticultural commodity in Indonesia. Banana has a special characteristic that is easily damaged, it makes the appearance looks bad. The banana plantation has the potential attacked by pests and diseases. The stipulation of the policy for the implementation of Restrictions on Community Activities (PPKM) due to the Covid-19 Pandemic also has an impact on the limited mobility of the community. Therefore, this study aims to identify the banana supply chain model and its risks including risks related to the Covid-19 Pandemic, and then determine the appropriate mitigation for the prioritized risks. Data collection methods used in this study are conveniece sampling and snowball sampling by in-depth interviews with risk owners. In-depth interviews were used to identify the banana supply chain models, identify risks, and develop risk mitigation under expert considerations. Risk analysis is carried out based on the ISO 31000:2018 standard and risk priorities were determined from the results of the risk mapping. The results showed that the banana supply chain in Kulon Progo consists of 5 tiers and has 8 supply chain flow models. Risks in the banana supply chain in Kulon Progo were identified as many as 30 risks which were divided into several risk levels, namely 8 risks at the avoid risk level, 8 risks at the transfer risk level, 4 risks at the manage risk level, and 10 risks at the appetite risk level. Risk mitigation carried out at the farmer tier is the use of healthy and uniform seeds, washing seeds with fungicides/bactericides, using biological agents, applying disinfection of agricultural equipment, covering fruit bunches, and applying insecticide to banana buds. In penebas tier, namely implementing a down payment system, making agreement with farmers and traders, recording and scheduling harvest estimates, and making debt records. At the small trader tier, namely storing ripe bananas in a hanging position or arranged on shelves, ripening and buying bananas done when they are looking at banana stock and market condition, storing bananas paying attention to air temperature, and not exposed to direct sunlight, buying ripe bananas, and looking for partners businesses such as bakery industry.

Kata Kunci : ISO 31000:2018, manajemen risiko, pisang, rantai pasok