Pengaruh Kebijakan Zonasi Sekolah Terhadap Perjalanan Siswa SMA di Kota Cimahi

NURI INDA ZULFA, children active mobility, children independent mobility, high school students, school zoning policy, Cimahi City

2022 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Tingginya mobilitas dengan tujuan pendidikan turut menyumbang permasalahan kemacetan. Hadirnya kebijakan zonasi pada tahun dua ribu delapan belas memaksa kehendak siswa memilih sekolah yang dekat dengan rumahnya sehingga berpotensi mengubah mobilitas siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan mobilitas siswa pada waktu sebelum dan setelah penerapan kebijakan zonasi serta faktor yang memengaruhinya. Analisis statistik berupa deskriptif, eliminasi backward, dan regresi dilakukan terhadap data dari duaratus dua puluh tiga responden, terdiri atas siswa yang belum sebanyak seratus sembilan puluh sembilan siswa dan sudah sebanyak seratus empat siswa mengalami kebijakan zonasi untuk SMA negeri di Kota Cimahi. Hasil analisis menemukan bahwa kebijakan zonasi mengubah mobilitas siswa menjadi lebih mandiri dan aktif serta mengurangi ketergantungan siswa terhadap kendaraan bermotor. Mobilitas mandiri dan aktif pada arah perjalanan berangkat meningkat sebesar tiga puluh persen dan meningkat tiga puluh dua persen pada perjalanan pulang. Di samping itu, perubahan juga terjadi pada pola perjalanan siswa, di antaranya jarak tempuh berkisar pada kurang dari seribu enam ratus meter, durasi perjalanan menjadi lebih singkat, dan tujuan pulang menjadi langsung ke rumah. Faktor yang memengaruhi mobilitas mandiri dan aktif siswa adalah jarak perjalanan, dukungan teman, trotoar, dan kondisi pandemi. Di samping itu, faktor yang memengaruhi mobilitas mandiri dan tidak aktif siswa adalah cuaca, jenis kelamin, trotoar, kepemilikan SIM, kepemilikan mobil, akses transportasi publik, keberadaan jalan arteri, dan keberagaman fungsi bangunan.

The high mobility with the purpose of education contributes to congestion problems. A zoning policy in two thousand eighteen forced students to choose schools close to their homes, potentially changing student mobility. This study was conducted to identify changes in student mobility before and after the implementation of the zoning policy and the factors that influence it. Statistical analysis consist of descriptive, backward elimination, and regression analysis was carried out on data from two hundred and twenty three respondents, consisting of students who had not, one hundred and ninety nine students, and had, one hundred and four students, experienced a zoning policy for public high schools in Kota Cimahi. The analysis found that zoning policies changed student mobility to be more independent, active, and reduced students' dependence on motorized vehicles. Independent and active mobility on the departing trip increased by thirty percent and thirty two percent on the return trip. In addition, changes have also occurred in students' travel patterns, including travel distances ranging from less than one thousand and six hundred meters, the trips' duration becoming shorter, and the return trip destination being directly home. The factors that affect students' independent and active mobility are travel distances, friend support, sidewalks, and pandemic conditions. In addition, the factors that influence students' independent and inactive mobility are weather, gender, sidewalks, driver's license ownership, car ownership, access to public transportation, the presence of arterial roads, and the diversity of building functions.

Kata Kunci : mobilitas aktif anak, mobilitas mandiri anak, siswa SMA, kebijakan zonasi sekolah, Kota Cimahi