Analisis Kinerja, Emisi Karbon, dan Ekonomi pada Rancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Desa Sambinasi, Nusa Tenggara Timur

DAWAM FAIZUL AMAL, Dr. Rachmawan Budiarto, S.T., M.T.; Ari Bimo Prakoso, S.T., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 TEKNIK FISIKA

Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi energi surya tertinggi di Indonesia. Akan tetapi, rasio elektrifikasi NTT menjadi yang terendah, yaitu 88,81% pada 2021. NTT membutuhkan penambahan pembangkit sekitar 32 MW/tahun. Berdasarkan potensi yang dimilikinya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTT. Akan tetapi, PLTS yang dibangun di atas tanah, Ground-mounted Photovoltaic (GPV), berdampak buruk bagi lingkungan. Salah satu solusinya yaitu PLTS terapung atau Floating Photovoltaic (FPV). Oleh karena itu, dilakukan analisis kinerja, emisi karbon, dan ekonomi pada rancangan PLTS terapung di Desa Sambinasi, NTT. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis matematis dengan Microsoft Excel. Rancangan FPV yang ditinjau dibuat secara mandiri dan analisis kinerja yang dilakukan meliputi analisis pengaruh pendinginan alami terhadap efisiensi, daya, dan energi serta analisis Capacity Factor (CF) dan Performance Ratio (PR), sedangkan analisis pengurangan emisi karbon dilakukan dengan tiga metode dan analisis kelayakan ekonomi mencakup analisis Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Payback Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR). Dibandingkan GPV, FPV memiliki energi lebih besar 0,63 GWh/tahun, efisiensi lebih besar 0,11%, CF lebih besar 0,22%, PR lebih besar 0,99%, pengurangan emisi karbon lebih besar 479,86-565,06 ton CO2/tahun, NPV lebih kecil IDR 47.018.294.731,26, PP lebih lambat 7 bulan, PI lebih kecil 0,1, dan IRR lebih kecil 1,18%.

East Nusa Tenggara (ENT) has the highest solar energy potential in Indonesia. However, ENT's electrification ratio is the lowest at 88.81% in 2021. ENT requires additional generators of around 32 MW/year. Based on its potential, Solar Power Plants (SPP) can be applied to meet electricity needs in ENT. However, SPP that is built on land, Ground-mounted Photovoltaic (GPV), has terrible impacts on the environment. One of the solutions is Floating Photovoltaic (FPV). Therefore, an analysis of performance, carbon emission, and economics on the design of FPV in Sambinasi Village, ENT, was carried out. The analysis technique used is mathematical analysis with Microsoft Excel. The reviewed FPV design was made independently, and the performance analysis included an analysis of the natural cooling effect on the efficiency, power, and energy, as well as an analysis of Capacity Factor (CF) and Performance Ratio (PR), while the analysis of carbon emission reduction was carried out using three methods, and the economic feasibility analysis included the analysis of Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Payback Period (PP), and Internal Rate of Return (IRR). Compared to GPV, FPV has 0.63 GWh/year greater energy, 0.11% greater efficiency, 0.22% greater CF, 0.99% greater PR, 479.86-565.06 tons CO2/year greater carbon emission reduction, IDR 47,018,294,731.26 smaller NPV, 7 months slower PP, 0.1 smaller PI, and 1.18% smaller IRR.

Kata Kunci : Desa Sambinasi, energi surya, pendinginan alami, PLTS terapung