Laporkan Masalah

Jaringan Aktor dan Strategi Kampanye (Studi Keterlibatan Gerakan Barisan Juang Kotak Kosong dalam Pilkada Kabupaten Wonosobo Tahun 2020)

MUHAMMAD DIAN PRATAMA, Dr. Nanang Indra Kurniawan, S.IP., M.PA.

2022 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Fenomena calon tunggal dalam pilkada, kerap menimbulkan reaksi di lapisan masyarakat. Hal tersebut juga terjadi dalam konteks Pilkada Kabupaten Wonosobo Tahun 2020 dengan munculnya Gerakan Barisan Juang Kotak Kosong (Baju Koko) sebagai gerakan yang mengawal kemenangan kolom kosong. Berfokus kepada Gerakan Baju Koko, penelitian ini berupaya mengeksplorasi keterlibatan Gerakan Baju Koko pada Pilkada Kabupaten Wonosobo Tahun 2020 dengan membatasi penelitian untuk melihat jaringan aktor dalam Gerakan Baju Koko serta melihat strategi kampanye yang dilakukan demi memenangkan kolom kosong melawan calon tunggal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan pengumpulan data sekunder yang relevan. Analisis data dilakuan dengan interpretasi data empiris, baik dari data primer maupun sekunder. Studi ini menggunkan konsep Actor Network Theory milik Law dan teori strategi kampanye dari Peter Schroder untuk membedah dinamika keterlibatan Gerakan Baju Koko dalam pilkada tadi. Penelitian ini berargumen bahwa kemunculan Gerakan Baju Koko dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Wonosobo berhasil mempengaruhi aktor penting baik manusia dan non manusia yang kemudian membentuk sebuah jaringan untuk mendapatkan tujuannya memenangkan kolom kosong, Gerakan Baju Koko juga melakukan strategi ofensif dan defensif ketika masa kampanye. Namun, fakta pilkada yang menunjukan bahwa kolom kosong masih kalah menandai bahwa pengaruh Gerakan Baju Koko belum lebih kuat daripada pengaruh pasangan calon tunggal dan tim suksesnya di hadapan masyarakat Kabupaten Wonosobo.

The phenomenon of a single candidate in the election, often causes reactions in the community. This also happened in the context of the 2020 Wonosobo Regional Election with the emergence of the Empty Boxes Fighting Movement (Baju Koko) as a movement that guarded the victory of the empty column. Focusing on the Baju Koko Movement, this study seeks to explore the involvement of the Baju Koko Movement in the 2020 Wonosobo Regional Elections by limiting the research to looking at the network of actors in the Baju Koko Movement and looking at the campaign strategies carried out to win an empty column against a single candidate. This study uses a qualitative approach with data collection techniques in-depth interviews, observation, and collection of relevant secondary data. Data analysis was carried out by interpreting empirical data, both from primary and secondary data. This study uses Law's Actor Network Theory concept and Peter Schroder's theory of campaign strategy to dissect the dynamics of the Baju Koko Movement's involvement in the election. This study argues that the emergence of the Baju Koko Movement in the Wonosobo Regency Pilkada contestation succeeded in influencing important actors, both human and non-human who then formed a network to get the goal of winning the empty column. The Baju Koko Movement also carried out offensive and defensive strategies during the campaign period. However, the fact that the regional election shows that the empty column is still losing indicates that the influence of the Baju Koko Movement is not stronger than the influence of the single candidate pair and their success team in the presence of the people of Wonosobo Regency.

Kata Kunci : Pilkada, Baju Koko, Jaringan Aktor , Strategi Kampanye

  1. S1-2017-413226-abstract.pdf  
  2. S1-2017-413226-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-413226-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-413226-title.pdf