Laporkan Masalah

Pengalaman Perempuan Kelas Menengah : Studi Mengenai Interseksionalitas dan Subjective Well-being pada Masa Pandemi COVID-19

RAKYAN SEKAR K, Milda Longgeita Br. Pinem, S.Sos., M.A., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Pandemi telah mengubah hampir seluruh aspek dalam kehidupan manusia. Disadari atau tidak, Pandemi COVID-19, sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020, telah memberikan tantangan bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia. Meskipun begitu, tantangan tidak dirasakan sama rata bagi setiap golongan. Berdasarkan berbagai temuan di lapangan, tantangan tersebut dirasakan lebih banyak oleh perempuan. Perbedaan bentuk dan juga tingkat tantangan yang dialami perempuan dengan laki-laki berakar dari budaya patriarki yang menindas perempuan dalam berbagai sisi kehidupan. Berbeda dengan temuan-temuan sebelumnya yang dominan menganalisis perempuan marginal (minoritas secara ras, kelas, maupun seksualitas), penelitian ini menyajikan suara dari perempuan kelas menengah yang merangkap peran sebagai istri, ibu, sekaligus pekerja kerah putih. Penelitian ini turut serta menggambarkan dinamika kepuasan hidup (subjective well-being) mereka di kala menghadapi tantangan dari Pandemi COVID-19 menggunakan metode penelitian feminis. Penelitian ini melibatkan 4 informan utama, dengan 2 informan pendukung untuk memperkuat validitas data. Menggunakan lensa Teori Interseksionalitas, ditemukan adanya interseksi yang rumit antara identitas gender dan kelas sosial dalam membentuk subjective well-being perempuan kelas menengah. Penelitian ini mengakui bahwa hingga pada titik tertentu, privilese finansial yang dimiliki perempuan kelas menengah dapat meredam dampak negatif pandemi, seperti tidak adanya beban ganda karena mampu membayar ART, fleksibilitas pilihan karir, dan bantuan suami dalam pekerjaan domestik. Namun, penelitian ini menemukan bahwa perempuan kelas menengah juga memiliki perjuangannya sendiri ketika menghadapi tantangan pandemi. Sekalipun mereka tidak kekurangan akan sumber daya materi, terdapat berbagai reaksi emosional negatif yang intens, seperti perasaan terisolasi, stress, dan kesedihan karena jauh dari keluarga. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dan pengalaman mereka sebagai perempuan dibentuk oleh pertemuan yang rumit akan berbagai macam identitas yang dapat menetralisir sekaligus memperkuat dampak antara satu dengan yang lain dalam menciptakan penindasan dan privilese secara bersamaan.

COVID-19 Pandemic had changed almost the entirety of human beings� life aspects. Pandemic, ever since its official announcement in March 2020, had brought various challenges to all layers of global society. Findings have shown that those challenges aren�t felt equally by each social group. In fact, much evidence shows that most of the struggles are affecting women more than men. The variety of forms and levels of struggles felt by women and men, which most of the times disadvantage women more, are rooted in patriarchal culture that oppresses women in all pillars of life. Different with previous findings, which predominantly tend to analyze the living experience of marginalized women (racial, class, and sexual minorities), this research upholds voices of middle class women who take parts as wives, mothers, as well as white collar workers. This research also depicts the dynamics of their subjective well-being when facing novel challenges from COVID-19 Pandemic using feminist research method. This research involves 4 main informants with 2 supporting informants as means of validating data. Using the lense of Intersectionality Theory, this research found a complex intersection between gender and social class in constructing the subjective well-being, challenges, as well as the ability of these middle-class women to overcome those challenges. This research admits that to a certain degree, financial privilege that middle class women have can reduce the negative impacts that COVID-19 Pandemic brings, like the ability to pay housekeepers/daycare, flexibility in career choice, and husband�s support in doing domestic tasks. However, this research also shows that middle class women also have their own personal struggles. Although there is an absence of financial deprivation, there are several intense negative emotional reactions like feeling isolated, stressed, and sadness for being away from family. This research shows that women and their womanhood experience are shaped by complex intersections of multiple identities that either neutralize or signify each other�s impact in constructing experience of simultaneous oppression and privilege.

Kata Kunci : Kata kunci: interseksionalitas, perempuan kelas menengah, subjective well-being, keluarga, Pandemi COVID-19. Keywords: intersectionality, middle class women, subjective well-being, family, COVID-19 Pandemic

  1. S1-2022-428251-abstract.pdf  
  2. S1-2022-428251-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-428251-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-428251-title.pdf