Laporkan Masalah

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi untuk Kajian Kartografis Persebaran HIV dan AIDS Di Provinsi Bali Tahun 2015-2019

VINA MAURIZA, Barandi Sapta Widartono, S.Si., M.Si., M.Sc.

2022 | Tugas Akhir | D3 PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Proses akuisisi dan pengolahan data merupakan kemudahan yang diperoleh dari Sistem Informasi Geografi (SIG). Kemampuan SIG untuk konversi data berupa data penyakit dan data karakteristik demografi dalampbentuk tampilan yang dapat dengan mudah untuk diinterpretasikan. Upaya pengendalian dan pencegahan penyakit dapat disajikan dan divisualisasikan datanya untuk proses pengambilan keputusan yang baik. HumanoImmunodeficiencypVirus (HIV) merupakanpsalahpsatu penyakituyang menjadi permasalahan kesehatan di Provinsi Bali. Jumlah kasus positif penyakit HIV kurunpwaktu 5 tahun terakhir ini dari tahun 2015 hingga 2019 cenderung meningkat. Tahun 2019 menjadi tahun dengan kasus tertinggi sebanyak 2241 kasus. Jumlah kasus Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) kurun waktu 5 tahun terakhir dari tahun 2015 hingga 2019 cenderung menurunan hingga pada tahun 2019 jumlah kasus menjadi 723 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan persebaran kasus HIV dan AIDS di Provinsi Bali tahun 2015-2019 dan memetakan persebaran HIV dan AIDS berdasarkan karakteristik demografi dan memetakan hotspot kasus HIV dan AIDS di Provinsi Bali tahun 2015-2019 sesuai dengan kaidah kartografis dengan bantuan SIG. Penelitian ini menggunkan metode analitik kuantitatif dengan memanfaatkan fitur HotspotpAnalysis (Getis-OrdpGi*) yang terdapat pada software ArcGIS 10.3 untuk memperolehohasil hot spot persebaranpatau daerahpmana yang menjadi pusatppenderita HIV di Provinsi Bali berdasarkan kabupaten/kota tahun 2015 hingga 2019. Metode lain yangpdigunakan dalamppenelitian inioadalah metode kualitatif untuk analisis hasil pengolahan hotspot analysis. Hasilppenelitian inipmenunjukkan; (1) Kota Denpasar merupakan kota dengan kasuspHIV dan AIDS tertinggi di ProvinsipBali dari tahunp2015 hingga 2019. Kasus HIV dan AIDS di ProvinsitBali tingkat kabupaten/kota dari tahun 2015 hingga 2019 cenderung fluktuatif, (2) kasuspHIV dan AIDS di ProvinsipBali tingkat kabupaten/kota dari tahun 2015 hingga 2019 banyak terjadi padapjenis kelaminplaki-laki dan golongan umur 25-49 tahun, hasil pengolahan hotspot persebaran HIV dan AIDS menunjukkan terdapat pengelompokan persebaran penderita HIV dan AIDS Provinsi Bali tahun 2015 hingga 2019 berada di Kota Denpasar yang posisinya berada di Selatan Provinsi Bali karena kawasan tersebut merupakan hotspot area mencapai 99%. Sedangkan untuk kabupatenpBadung, KabupatenpKarangasem, KabupatenpBangli, KabupatenpBuleleng, KabupatenpJembrana, KabupatenpGianyar, KabupatenpKlungkung dan KabupatenpTabanan termasuk ke dalam kelom netral area.

The process of data acquisition and processing is the convenience obtained from Geographic Information Systems (GIS). The ability of the GIS to convert datapin thepform of disease datapand demographic characteristics datapin visual form can be easily interpreted. Disease control and prevention efforts can be presented and the data visualized for a good decision-making process. Human Immunodeficiency Virus (HIV) is apdisease that is a healthpproblem in Bali Province. The number of positive cases of HIV in the last 5 yearsufrom 2015pto 2019 tends to increase. 2019 was thepyear with thephighest cases of 2241 cases. The number of cases of Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) inpthe last 5 years fromp2015 to 2019 tends to decrease until in 2019 the number of cases becomes 723 cases. The purpose of this study is to map thepdistribution of HIV and AIDS cases in Bali Province in 2015-2019 and map the distribution of HIVpanduAIDS based on demographic characteristics and map hotspots in Bali Province in 2015-2019 according to cartographic rules with the help of the GIS. This study uses quantitative analytical methods by utilizing the HotspotpAnalysis (Getis-OrdpGi*) featureoin the software ArcGIS 10.3 to obtainithe resultsuof hot spot distribution or which areas are the centers of HIVosufferers in Bali Province based on districts/cities from 2015 to 2019. Another method used in thispstudy is aoqualitative method for analyzing the results of hotspot analysis processing. The results of this study indicate that; (1) Denpasar City was the city with the highest HIV and AIDS cases in Bali Province from 2015 to 2019. HIV and AIDS cases in the regency/city level from 2015 to 2019 tended to fluctuate, (2) HIV and AIDS cases in the Province of Bali district/city level from 2015 to 2019 mostly occurred in male sex and the age group 25-49 years, the results of processing hotspots spreadpof HIV andpAIDS showed the distribution grouping of HIV and AIDS sufferers in Bali Province from 2015 to 2019 was in Denpasar City. whose position is in the South of Bali Province because the area is a hotspot area reaching 99%. Meanwhile, BadungpRegency, Karangasem Regency, BanglioRegency, BulelenguRegency, JembranaoRegency, GianyaroRegency, Klungkung Regencyuand Tabanan Regency are included in the neutral area group.

Kata Kunci : HumanpImmunodeficiencypVirus, AcquiredtImmunodeficiencypSyndrome, Hotspot Analysis (Getis-Ord Gi*), Sistem Informasi Geografi, Karakteristik Demografi.

  1. D3-2022-426126-abstract.pdf  
  2. D3-2022-426126-bibliography.pdf  
  3. D3-2022-426126-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2022-426126-title.pdf