Laporkan Masalah

SINTESIS ANALOG KURKUMIN MONOKARBONIL ASIMETRIS DARI BENZALDEHIDA SERTA UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIMALARIA MELALUI ANALISIS PENAMBATAN MOLEKUL

ZAYYANI TRIANTI FATMASARI, Prof. Drs. Bambang Purwono, M.Sc, Ph.D.; Dra. Tutik Dwi Wahyuningsih, M.Si., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 KIMIA

Sintesis analog kurkumin monokarbonil asimetris (AKMA) dari benzaldehida serta uji aktivitasnya sebagai antimalaria melalui analisis penambatan molekul telah dilakukan. Penambatan molekul dilakukan pada 2 senyawa AKMA dengan substituen para berbeda, yaitu hidroksi (AKMA A) dan metoksi (AKMA B). Uji aktivitasnya sebagai senyawa antimalaria dilakukan secara in silico terhadap protein Pf-DHFT-TS dan dilakukan analisis ADMET untuk memprediksi potensinya sebagai obat oral. Kedua senyawa tersebut disintesis menggunakan reaksi Claisen-Schmidt melalui 2 tahap reaksi yaitu sintesis benzalaseton dari benzaldehida dan aseton dilanjutkan kondensasi benzalaseton dengan 4-hidroksibenzaldehida dan 4-metoksibenzaldehida membentuk berturut-turut senyawa AKMA A dan AKMA B. Hasil sintesis dielusidasi dengan spektrometer FTIR, GC-MS, dan 1H-NMR. Analisis dengan penambatan molekul menunjukkan bahwa senyawa AKMA A dan AKMA B memiliki afinitas ikatan berturut-turut sebesar -7,58 dan -6,70 kkal/mol. Nilai energi ikatan ini lebih rendah dibanding energi ikatan ligan asli dan kurkumin sebagai kontrol. AKMA A dan AKMA B diprediksi memiliki aktivitas antimalaria yang lebih baik daripada kurkumin. Hasil prediksi ADMET menunjukkan senyawa AKMA A dan B tidak toksik dan memenuhi standar Lipinski"s rule sebagai obat oral. Sintesis benzalaseton sebagai senyawa intermediet diperoleh dengan rendemen 75,1% sedangkan AKMA A dan AKMA B dengan rendemen berturut-turut 30,1% dan 30,8%.

Synthesis of the asymmetric monocarbonyl curcumin analogues (AMCA) from benzaldehyde and their antimalarial activity tests using molecular docking analysis had been carried out. Molecular docking was conducted on 2 different AMCA compounds with different para substituents, specifically hydroxy (AMCA A) and methoxy (AMCA B). Their activities as an antimalarial compounds were tested using in silico method on Pf-DHFT-TS protein and ADMET analysis to predict their potency as oral drugs. Both compounds were synthesized using the Claisen-Schmidt reaction through 2 steps, i.e., the synthesis of benzalacetone from benzaldehyde and acetone followed by the condensation of benzalacetone with 4-hydroxybenzaldehyde and 4-methoxybenzaldehyde to produce AMCA A dan AMCA B, respectively. Structural elucidations of the synthesized product were carried out using FTIR, GC-MS, and 1H-NMR spectrometers. Analysis by molecular docking showed that AMCA A and AMCA B compounds had bond affinities of -7.58 and -6.70 kcal/mol, respectively. These bond energy values were lower than that original ligand and curcumin as a control. AMCA A and AMCA B were predicted to have good antimalaria activity than curcumin. ADMET prediction results showed that AMCA A and AMCA B are not toxic and followed the Lipinski's rule as oral drugs. Synthesis of benzalacetone as an intermediate compound resulted in product with apercentage yield of 75.1%, while AMCA A and AMCA B had 30.1% and 30.8%, respectively.

Kata Kunci : ADMET, AKMA, antimalaria, penambatan molekul

  1. S1-2022-412710-abstract.pdf  
  2. S1-2022-412710-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-412710-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-412710-title.pdf