INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA MINANGKABAU DI DALAM BAHASA INDONESIA: SEBUAH KASUS DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI
RAYYAN WAHID HADDI P, Dr. Sailal Arimi, M.Hum.
2022 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIKInterferensi bahasa merupakan fenomena kebahasaan yang ditandai dengan ditemukannya unsur suatu bahasa pada bahasa lain yang dilatarbelakangi oleh penggunaan dua bahasa atau lebih dalam suatu interaksi. Interferensi dalam penggunaan bahasa lisan biasanya tidak terlalu menimbulkan masalah karena mitra tutur dapat menanyakan langsung makna kata-kata yang tidak dipahaminya kepada penutur. Namun, dalam bahasa tulis, interferensi dapat menimbulkan kebingungan pembaca ketika menemukan sejumlah kata bahasa asing atau pun bahasa daerah dalam sebuah bahan bacaan. Kasus kebingungan tersebut, misalnya, bisa dialami oleh pembaca novel Anak Rantau (2017) karya Ahmad Fuadi. Hal ini disebabkan adanya sejumlah leksikon bahasa Minangkabau yang diselipkan dalam novel yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian interferensi leksikal bahasa Minangkabau terhadap bahasa Indonesia adalah 1) mengidentifikasi bentuk dan kategori leksikon bahasa Minangkabau yang menginterferensi bahasa Indonesia, 2) mendeskripsikan konteks terjadinya interferensi leksikal bahasa Minangkabau di dalam bahasa Indonesia, dan 3) mendeskripsikan faktor yang memengaruhi terjadinya interferensi leksikal bahasa Minangkabau di dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis deksriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode agih dan padan. Penyajian analisis data dilakukan dengan metode informal. Data penelitian ini berupa 99 leksikon bahasa Minangkabau yang terdapat dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam novel Anak Rantau (2017). Data dianalisis berdasarkan teori-teori yang dipaparkan oleh Alwi (2017), Kridalaksana (2008), Hymes (1972), dan Weinreich (1970). Hasil analisis menunjukkan bahwa interferensi leksikal bahasa Minangkabau di dalam bahasa Indonesia terdiri atas dua bentuk leksikon, yaitu 1) leksikon yang berwujud monomorfemis dan 2) leksikon yang berwujud polimorfemis, meliputi afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa leksikon-leksikon bahasa Minangkabau yang menginterferensi bahasa Indonesia terdiri atas enam kategori, yaitu 1) nomina, 2) verba, 3) ajektiva, 4) pronomina, 5) konjungsi, 6) interjeksi. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan konteks terjadinya interferensi leksikal bahasa Minangkabau terhadap bahasa Indonesia, yakni setting and scene, participants, dan ends. Terakhir, hasil analisis menunjukkan lima faktor yang memengaruhi interferensi leksikal bahasa Minangkabau terhadap bahasa Indonesia, yakni 1) bilingualisme, 2) kurangnya penguasaan bahasa kedua, 3) tidak tersedianya padanan yang tepat dalam bahasa kedua, 4) terbawanya kebiasaan bahasa Ibu, 5) spontanitas kesantunan.
Language interference is a linguistic phenomenon characterized by the other language element that occurs when there are two or more languages in an interaction. Interference in the use of spoken language is usually not too problematic because the hearers can directly ask the speaker the meaning of words that they do not understand. However, in the written language, interference can make confusion for the readers when they find a number of foreign or regional words in the text. For example, some readers showed their confusion when reading novel Anak Rantau (2017) by Ahmad Fuadi. It is caused by the Minangkabaunese lexicons in the novel, even though the novel is written in Indonesian. In this study, Minangkabaunese lexical interference into Indonesian is studied to achieve three objectives: 1) identifying the form and category of Minangkabaunese lexical interference into Indonesian, 2) describing the context of the occurrence of Minangkabaunese lexical interference into Indonesian, and 3) describing the factors that influence the occurrence of Minangkabaunese lexical interference into Indonesian. Qualitative descriptive method is used in this study. In collecting data, reading method with note-taking techinique is used. In analyzing data, distributional and identity method are used. In presenting the result of analysis data, informal method is used. The data of this study are 99 Minangkabaunese lexicons which interfere Indonesian in the novel Anak Rantau (2017) by Ahmad Fuadi. The data are analyzed based on the theories by Alwi (2017), Kridalaksana (2008), Hymes (1972), and Weinreich (1970). The result of the analysis show the forms of Minangkabaunese lexical interference into Indonesian are; 1) lexicons in the form of monomorphemic and 2) lexicons in the form of polymorphemic, involve affixation, reduplication, and composition. The result of the analysis also show the categories of Minangkabaunese lexical interference into Indonesian are 1) noun, 2) verb, 3) adjective, 4) pronoun, 5) conjuntion, and 6) interjection. Furthemore, the result also show the context of the occurrence of Minangkabaunese lexical interference into Indonesia, they are setting and scene, participants, and ends. Minangkabaunese lexical interference with Indonesian occurs due to five factors, they are 1) the bilingualism, 2) ) the lack of mastery of the second language, 3) the unavailability of proper equivalent in the second language, 4) the adoption of the mother tongue habits, 5) politeness spontaneity.
Kata Kunci : Bahasa Minangkabau, Bahasa Indonesia, interferensi leksikal, novel Anak Rantau