PARTISIPASI KELOMPOK HIDROPONIK DALAM PROGRAM CSR PT PERTAMINA FUEL TERMINAL TANJUNG GEREM DI KOTA CILEGON

RATU CHIKA FATHIATUL, Dr. Djuni Prihatin, M.Si

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Krisis pangan berkualitas di Kota Cilegon yang termasuk daerah industri masih menjadi permasalahan yang serius, terlebih dengan minimnya lahan pertanian akibat masifnya pembangunan kawasan industri. Menurut catatan terakhir pemerintah setempat, luas lahan pertanian di Kota Cilegon hanya tersisa sekitar 1.500 hektare dari jumlah sebelumnya seluas 2.000 hektare. Menyikapi permasalahan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon melakukan program pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KPRL). Melalui program Corporate Social Responsibility, PT Pertamina Fuel Terminal Tanjung Gerem selaku salah satu perusahaan yang beroperasi di Kota Cilegon turut mendukung program KPRL Pemerintah dengan membentuk Kelompok Griya Hidroponik dan melaksanakan program budidaya tanaman hidroponik melalui pengembangan Green House. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji partisipasi Kelompok Hidroponik dalam program CSR. Sebagai pedoman untuk memudahkan proses analisis data, peneliti menggunakan konsep tahapan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan yang dikemukakan oleh Cohen dan Uphoff. Tahapan partisipasi terdiri dari empat tahapan, yaitu partisipasi pengambilan keputusan, partisipasi pelaksanaan, partisipasi monitoring dan evaluasi serta partisipasi menikmati hasil. Didukung dengan konsep derajat partisipasi yang dikemukakan oleh Arnstein. Konsep-konsep tersebut digunakan peneliti untuk melihat proses partisipasi kelompok Hidroponik dalam pelaksanaan program CSR. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan kepustakaan. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dan bersifat snowball sampling. Peneliti menentukan informan utama dengan kriteria tertentu yang kemudian informan tersebut akan memberikan rekomendasi informan selanjutnya yang memenuhi kriteria. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 11 orang informan yang terdiri dari delapan anggota kelompok Hidroponik, dan tiga stakeholders. Pengujian keabsahan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa proses partisipasi kelompok Hidroponik dalam program CSR terdiri dari empat tahapan yaitu tahapan pengambilan keputusan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta menikmati hasil. Akan tetapi pada tahap pelaksanaan, partisipasi anggota kelompok kurang berjalan dengan baik. Pengurus dan anggota kelompok Hidroponik berpartisipasi dalam pelaksanaan program berdasarkan peranan masing-masing sehingga menghasilkan bentuk partisipasi yang berbeda. Pelaksanaan partisipasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu motivasi dan pekerjaan-pendapatan. Alur proses partisipasi yang berjalan di kelompok Hidroponik diawali dengan adanya redistribusi kekuasaan untuk berpartisipasi dari pengurus kepada anggota kelompok, yang diikuti oleh penggunaan kekuasaan oleh anggota kelompok, kemudian menghasilkan partisipasi. Penggunaan kekuasaan untuk berpartisipasi oleh anggota kelompok Hidroponik cenderung rendah dibandingkan pengurus kelompok sehingga partisipasi mereka hanya sebatas kehadiran tanpa memengaruhi hasil akhir. Derajat partisipasi yang dilakukan oleh kelompok Hidroponik termasuk dalam kategori derajat partisipasi semu dan berada pada tingkat konsultasi.

The quality food crisis in Cilegon City, which is an industrial area, is still a serious problem, especially with the lack of agricultural land due to the massive development of industrial area. According to the latest local government records, the area of agricultural land in Cilegon City is only about 1,500 hectares from the previous amount of 2,000 hectares. Responding to this problem, the Department of Food Security and Agriculture of Cilegon City carried out a program to develop the Sustainable Food House Area (KPRL). Through the Corporate Social Responsibility program, PT Pertamina Fuel Terminal Tanjung Gerem as one of the companies operating in Cilegon City also supports the Government's KPRL program by forming a Hydroponic Griya Group and implementing a hydroponic plant cultivation program through the development of a Green House. This research will examine the participation of the Hydroponic Group in the CSR program. As a guide researcher to facilitate the data analysis process, he uses the concept of stages of community participation in empowerment proposed by Cohen and Uphoff. The participation stages consist of four stages, namely decision-making, implementation, monitoring and evaluation, and benefits sharing. Supported by the concept of the degree of participation proposed by Arnstein. These concepts are used by researchers to see the process of Hydroponic group participation in the implementation of CSR programs. This study uses a qualitative research type with a descriptive approach. To obtain the required data, the researcher used the technique of observation, study, documentation and literature. The selection of informants was done by purposive sampling technique and snowball sampling. Researchers determine the main informant with certain criteria then the informant will provide recommendations for further informants who meet the criteria. This study succeeded in gathering 11 informants consisting of eight members of the Hydroponics group, and three stakeholders. Testing the validity of the data was carried out by researchers using source triangulation techniques. The findings of this study indicate that the participation process of the Hydroponics group in the CSR program consists of four stages, namely the stages of decision making, implementation, monitoring and evaluation, and benefits sharing. However, at the implementation stage, the participation of group members did not go well. Hydroponics group administrators and members participate in program implementation based on their respective roles so as to produce different forms of participation. Participation implementation is influenced by two factors, namely motivation and work-income. The flow of the participation process that runs in the Hydroponics group begins with the redistribution of power to participate from the administrators to group members, which is followed by the use of power by group members, which then results in participation. The use of power to participate by members of the Hydroponics group tends to be low compared to the administrators so that their participation is only limited to their presence without affect the final results. The degree of participation carried out by the Hydroponics group is included in the category of tokenism degrees and is at the consultation level.

Kata Kunci : Partisipasi, Program CSR, Kelompok Hidroponik