Laporkan Masalah

Praktik Ritual Katolik dan Adat di Desa Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

M. DON LOPULALAN, Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si.

2022 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Flores Timur adalah wilayah dengan seperangkat gagasan tentang masyarakat yang merupakan kompilasi dari perjalanan sejarah. Di Konga, gagasan ini tampak melalui kehadiran dua bentuk kepercayaan, Lamaholot dan Katolik. Katolik bukan sekedar institusi agama dengan tata peribadatan umum melainkan terikat dengan identitas masyarakat Konga sebagai wilayah dengan warisan budaya Portugis. Tulisan ini mencoba menjelaskan keterhubungan antara Lamaholot dan Katolik melalui kisah asal sebagai salah satu pedoman imaji atas identitas masyarakat Konga. Keterhubungan ini memakai peran, tahapan, dan nilai dalam praktik ritual sebagai awalan. Dalam melihat fenomena tersebut, teori kelebihdahuluan dan irisannya dengan hierarki serta agensi digunakan untuk melihat keterhubungan "sumber dalam wilayah" dengan pemeringkatan nilai dari interaksi manusia yang berdasar dari ritual keagamaan. Teori ini juga dipakai dalam tujuannya untuk melihat dampak susunan terhadap identitas masyarakat atas diri dan sekitar serta kewilayahan. Untuk meraih tujuan tersebut, penelitian dilaksanakan selama 1,5 bulan di Konga untuk mewawancarai informan dan mengumpulkan dokumen serta arsip tentang keadaan Konga di masa lalu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan praktik ritual Lamaholot dan Katolik didasarkan atas keyakinan dan kepercayaan terhadap kisah asal kedatangan kelompok Portugis di pesisir Konga. Kisah asal kemudian membentuk kesatuan dengan konsep pemilik tanah atau leluhur di Lara Wulan Tana Ekan dan identitas dalam praktik devosi Semana Santa. Interaksi antar keduanya lantas merangkai hubungan antar manusia berikut dengan konsep tentang Konga sebagai wilayah dengan warisan budaya Portugis di Flores Timur.

East Flores is a region and society with a set of ideas that assemble past and present. In Konga, this set of ideas is seen through two forms of belief: Catholicism and Lamaholot. Catholic is not just a religious institution alongside static worship but embedded and employs Konga's social identity as a region with Portuguese cultural heritage. This paper will be focusing on the connectedness between Catholicism and Lamaholot through the origin tale as an image's compass about Konga's social identity. In connectedness, role, phase, and values in ritual practice are used as starting points to explain the rank of values. This paper also uses the theory of precedence with segments from hierarchy and agency to describe a relation between the "source of the domain" and the arrangement of values with society's identity as a community and place as it was based on ritual practice. To obtain these results, a study was carried out in Konga to interview informants as well as collect archives and documents related to a situation in the past. The results of this study indicate that Catholic and Lamaholot ritual practice existence is based on faith and trust toward the origin tale that tells about the Portuguese arriving on Konga's coast in the 1640s. Origin tale then constructs a unity with the concept of lord of the land or ancestor in Lara Wulan Tana Ekan and identity in devotion practice through Semana Santa. Reciprocal action between both of them modulates interaction among humans and the construction of Konga as a place of Portuguese cultural heritage in East Flores.

Kata Kunci : praktik ritual, agama, katolik, Lamaholot, Flores Timur, kelebihdahuluan

  1. S1-2022-409947-abstract.pdf  
  2. S1-2022-409947-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-409947-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-409947-title.pdf