Kajian Potensi Sungai Bawah Tanah Daerah Karst Gunungkidul Berdasarkan Analisis Parameter Multispasial

FARHAN ERSAVAN, Chandra Setyawan, S.T.P., M.Eng., Ph.D ; Hanggar Ganara Mawandha, ST., M.Eng., Ph.D

2022 | Skripsi | S1 TEKNIK PERTANIAN

Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebagian besar terdiri atas bentang alam karst sehingga menjadikan Kabupaten Gunungkidul seringkali mengalami kekeringan pada saat musim kemarau tiba. Permasalahan tersebut tentunya mengakibatkan warga masyarakat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan air baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan lainnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini yakni untuk mengidentifikasi sebaran potensi ketersediaan air bawah tanah agar dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengelolaan sumber daya air. Tahap identifikasi potensi air bawah tanah dilakukan dengan cara overlay setiap parameter dengan mempertimbangkan nilai bobotnya. Parameter yang dimaksud berupa curah hujan harian periode tahun 2016-2020, kondisi geologi, tektur tanah, tutupan/penggunaan lahan, kelerengan, kerapatan kelurusan, dan kerapatan drainase. Setiap parameter dibagi menjadi beberapa sub-parameter yang memiliki tingkat skor masing-masing berdasarkan pengaruhnya terhadap sub-parameter lain. Penentuan bobot untuk setiap parameter dilakukan dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis AHP diperoleh nilai bobot untuk aspek penggunaan lahan sebasar 35%, kondisi geologi sebesar 24%, curah hujan sebesar 17%, tekstur tanah sebesar 11%, kelerengan sebesar 7%, kerapatan drainase sebesar 3%, dan kerepatan kelurusan sebesar 2%. Pada uji konsistensi diperoleh nilai CR sebesar 0,06 yang menandakan konsistensi pada matriks yang digunakan. Tahapan berikutnya yaitu mengidentifikasi sebaran mulut gua sebagai titik keluar ataupun masuknya aliran permukaan. Tahapan identifikasi sebaran mulut gua dilakukan dengan menggunakan citra DEM dengan resolusi 8 meter. Hasil identifikasi diseleksi dengan mempertimbangkan karakteristik fisik mulut gua dan koefisien Gravelius. Sebaran potensi mulut gua terindentifikasi dengan nilai koefisien Gravelius kurang dari sama dengan 1,04. Hasil peta potensi air bawah tanah dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas. Kelas potensi sangat rendah teridentifikasi seluas 1,98 km2, kelas potensi rendah dengan luas 888,74 km2, kelas potensi sedang dengan luas 485,03 km2, dan kelas potensi tinggi dengan luas 44,34 km2.

Most of the area in Gunungkidul is widely dominated by karst landscape. The area with condition such as this may be potentially become a drought on dry period. A drought surely become the critical problem to our society long time ago. This case study was conducted to identify the zones of groundwater potential and to calculate water availability in the karst area of Gunungkidul. The steps of groundwater potential identification were generated by overlaying map to each parameter that has a weight value of groundwater occurrence. The parameters such as rainfall, geology, soil texture, land use/land cover, slope, lineament density, and drainage density divided by several class of sub-parameters. Each class of sub-parameter has its own value that could be lower or higher than other sub-parameter. Analitycal Hierarchy Process (AHP) is the method to analyze the weight of each parameter in this case. According to calculation, the weight value of each parameter such as land use/land cover 35%, geology 24%, rainfall 17%, soil texture 11%, slope 7%, drainage density 4%, and lineament density 2%. The CR 0.06 represents matrix consistency as result is less than 1. This analyze reveals groundwater potential zone group as very poor (1,98 km2), poor (888,74 km2), moderate (485,03 km2), and good (44,34 km2). Sinkhole deliniation were generated using Google Earth Engine (GEE) with the classification sampling CART method. By using aerial photograph of Sentinel-2A, the classification were subjected with a combination color bands such as band 5, band 8, and band 11. The sample class were divided into 3 classes such as sinkhole, non-sinkhole, and urban area. Water availability was analyzed by calculations using Thornthwaite-Mather and F.J. Mock method. The output of this analysis reveals monthly evapotranspiration and run-off over 5 years. According to calculation, the higher evapotranspiration value using Thornthwaite-Mather causes the higher run-off value as well. The run-off hydrologically would flow to the sinkhole and become groundwater flow. Thus, the groundwater potential depends on the run-off value. The classification of groundwater discharge was divided into 4 classes such as very low, low, moderate, and good.

Kata Kunci : AHP, CART Classification, GIS, Karst, Remote Sensing, Underground River Potential