Model Pengelolaan Rantai Pasok Ikan Hias di Pasar Ikan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara
ORYZA SATIVA, Suadi, S.Pi., M. Agr. Sc., Ph. D
2022 | Skripsi | S1 MANAJEMEN SUMBERDAYA AKUATIKModel pengelolaan rantai pasok ikan diantaranya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan melalui pemanfaatan sumber daya yang efisien, termasuk pendistribusian, persediaan barang, dan pemanfaatan sumber daya manusia. Pasar ikan berfungsi strategis menghubungkan pelaku usaha perikanan dan konsumen, seperti ditunjukkan oleh Pasar Ikan Purwanegara, sebagai pusat jual-beli ikan di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dan pelaku usaha; komoditas ikan hias; mengidentifikasi pola aliran informasi, barang, dan finansial; permasalah; serta mengetahui model rantai pasok ikan hias di Pasar Ikan Purwanegara. Metode penelitian ini adalah survei dengan teknik wawancara dan observasi kepada 14 responden. Hasil penelitian menunjukkan komoditas ikan di Pasar Ikan Purwanegara terdiri dari ikan hias dan ikan konsumsi. Komoditas ikan hias terbagi menjadi dua kelompok yaitu ikan hias predator dan ikan hias kecil. Ikan hias predator 76.9% berasal dari pasokan luar daerah dan dipasarkan ke daerah di sekitar Banjarnegara (87.5%), sedangkan ikan hias kecil 86.1% berasal dari pasokan luar daerah dan dipasarkan ke beberapa daerah di luar Banjarnegara (87.1%). Metode pembayaran bersifat fleksibel menggunakan tunai dengan nota pembayaran. Hubungan antara pedagang Pasar Ikan Purwanegara dengan pemasok ikan sudah terjalin sangat baik dan lebih dari 5 tahun sehingga memiliki pola relasi berbasis kepercayaan. Permasalahan yang ditemukan diantaranya suplai ikan yang tidak kontinu dan proses hutang-piutang yang terkadang terkendala. Model Rantai Pasok ikan hias di Pasar Ikan Purwanegara terdiri dari 3 dan 4 langkah. Model 4 langkah yakni: supplier/pembudidaya, distributor, retailer, dan konsumen akhir. Sedangkan model 3 langkah yang pertama yakni: supplier/pembudidaya, distributor, dan konsumen akhir, serta model 3 langkah yang kedua yakni: pembudidaya lokal, retailer, dan konsumen akhir.
The purpose of fish supply chain management model is to meet consumer demands by maximizing the utilization of resources such as distribution, inventory, and human capital. The Purwanegara Fish Market, as a location for purchasing and selling fish in Central Java Province, serves a crucial role in connecting fishery sector actors and customers. The purpose of this study is to determine the profile and business actors; to discover patterns of information, goods, and finance; problem; and to construct the supply chain model of ornamental fish in Purwanegara Fish Market. A survey involving interview and observation approaches 14 respondents is used as the research method. The study showed that fish commodities in Purwanegara Market were ornamental fish and fish for consumption. Predatory ornamental fish and tiny ornamental fish are the two types of ornamental fish available. Predatory ornamental fish came from outside the territory in 76.9% of cases and were marketed mostly in Banjarnegara regency (87.5%), while tiny ornamental fish arrived from outside the region in 86.1 percent of cases and were marketed to numerous regions outside Banjarnegara regency (87.1 percent ). The payment mechanism is versatile, allowing for the usage of cash with payment notes. Purwanegara market traders and fish suppliers have been working together for more than 5 years and have developed a trusting connection. Lack of fish supply sustainability and the process of debts that are sometimes constrained. The ornamental fish supply chain model in Purwanegara Fish Market is divided into four and three steps. The four step model is: suppliers/cultivators, distributors, retailers, and end consumers. While the first three step model, namely: suppliers/cultivators, distributors, and end consumers, and the second three step model, namely: local farmers, retailers, and end consumers.
Kata Kunci : Banjarnegara, fish market, ornamental fish, supply chain, traders