TRANSFORMASI SPASIAL PERKOTAAN KASUS KORIDOR RUANG JALAN CENDRAWASIH - DEMANGAN BARU YOGYAKARTA
MARCHELIA DWI R, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S.T., MUDD.
2022 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTURTransformasi spasial perkotaan adalah proses perubahan bentuk secara komprehensif, bertahap dan berkesinambungan menjadi bentuk baru yang berbeda (fisik, visual, spasial, nilai) dari bentuk sebelumnya sebagai respon adaptasi dan interaksi terhadap pengaruh faktor eksternal maupun internal yang berupa fisik ataupun non fisik (sosial dan budaya) dalam konteks ruang dan waktu pada hal-hal yang berkenaan dengan ruang sebagai pelingkup kegiatan manusia pada ruang perkotaan yang meliputi pola ruang jalan, komponen bentuk bangunan dan fungsi lahan. Koridor ruang jalan Cendrawasih – Demangan Baru memiliki lokasi yang strategis yaitu berada di Kecamatan Depok merupakan pusat kegiatan nasional berupa pendidikan dan perekonomian yang letaknya yang berdampingan langsung dengan Kota Yogyakarta. Hal ini berdampak langsung terhadap koridor ruang jalan Cendrawasih – Demangan Baru, sehingga mengalami transformasi spasial akibat dari meningkatnya aktivitas komersial pada kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan ntuk mengidentifikasi transformasi spasial yang terjadi dan menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transformasi spasial pada koridor ruang jalan Cendrawasih – Demangan Baru pada kurun waktu tahun 2006 sebagai titik awal pertumbuhan fungsi baru hingga tahun 2021. Pada pembahasan, penulis mengumpulkan data primer dan sekunder lalu mengidentifikasi transformasi spasial yang terjadi pada jalan dan pelingkup ruang jalan melalui hasil observasi lapangan dan wawancara pada pengguna jalan sehingga dapat ditemukan bentuk, pola dan besarnya transformasi spasial pada koridor ruang jalan Cendrawasih – Demangan Baru pada kurun waktu tahun 2006-2021 dengan menggunakan metode analisis sinkronik-diakronik. Setelah itu dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transformasi pada skala makro yang dilakukan dengan metode deskriptif dan skala meso yang dilakukan dengan metode eksploratif. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa transformasi spasial yang terjadi diawali dengan adanya perubahan pada fungsi bangunan yang pada awalnya didominasi fungsi hunian lalu menjadi fungsi mixed-use, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian kapasitas ruang jalan sebagai wadah dari aktivitas pada koridor. Faktor yang mempengaruhi terjadinya transformasi pada skala makro yaitu adanya aksesibilitas, sarana prasarana dan kebijakan pemerintah, sedangkan pada skala meso transformasi dipengaruhi adanya perubahan kepemilikan lahan dan naiknya nilai lahan.
Urban spatial transformation is a process of changing old forms into different new forms (physical, visual, spatial, and value) in a comprehensive, gradual and continuous manner as an adaptation and interaction response to the influence of external and internal factors, namely physical or non-physical (social and cultural) in the context of space and time in the scope of human activities in urban spaces includes the pattern of street space, building form components, and land functions. The Cendrawasih – Demangan Baru street space corridor is strategically located in Depok District as the center of national activities, namely education and the economy as well as directly adjacent to the Yogyakarta city. It has a direct impact on the Cendrawasih – Demangan Baru street space corridor, so there is a spatial transformation due to increased commercial activity in the area. This study aimed to identify spatial transformations and dicover factors that influence spatial transformation in the Cendrawasih – Demangan Baru street space corridor from 2006 to 2021 as the beginning of the new function’s growth. In the discussion, the researcher collected primary and secondary data and identified the spatial transformation of the street and the scope of the street space from the field observations and street user interviews results. So, the researcher discovered the shape, pattern and size of the spatial transformation in the Cendrawasih – Demangan Baru street space corridor during 2006-2021 using the synchronic-diachronic analysis method. After that, the researcher analyzed the factors that influence the transformation at the macro scale using descriptive methods and the meso scale using exploratory methods. The results revealed that the spatial transformation began with a transformation in the building function, namely a residential function to a mixed-use function. It caused an incompatibility in the capacity of the street space as a space for activities in the corridor. Factors that influence the transformation at the macro scale were accessibility, infrastructure and government policies. Meanwhile, the transformation at the meso scale was a change in land ownership and an increase in land value.
Kata Kunci : Jalan Cendrawasih – Demangan Baru, Koridor Ruang Jalan, Transformasi Spasial Perkotaan