Profil Perbaikan Luaran Klinik Pasien Ulkus Kornea Bakteri Berdasarkan Profil Terapi: Prospective Case Series

MAYA RAMADHANI I, Dr. Ika Puspita Sari, M.Si., Apt; Prof. dr. Suhardjo S.U., Sp.M(K)

2022 | Tesis | MAGISTER FARMASI KLINIK

Ulkus kornea merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan pada mata, ditandai dengan adanya suppurative infiltrate, defek atau hilangnya jaringan kornea yang melibatkan stroma. Penyakit ini berpotensi menyebabkan kebutaan. Penyebab utama ulkus kornea adalah infeksi bakteri. Prinsip terapi pada ulkus kornea adalah bahwa terapi dimulai sedini mungkin karena penundaaan pemberian antibiotik sampai hasil kultur keluar dapat memperburuk ulkus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbaikan luaran klinik pasien ulkus kornea bakteri berdasarkan profil terapi yang diberikan. Parameter luaran klinik yang diukur dalam penelitian ini adalah visus, luas defek epitel, derajat hiperemia, derajat blefarospasme, ada tidaknya kondisi klinik mata berair, serta ada tidak nya hipopion. Penelitian ini bersifat studi observasional deskriptif yang dilakukan dengan rancangan penelitian prospective case series. Pengambilan data dilaksanakan selama periode bulan September sampai dengan November 2020 di RS Mata �¢ï¿½ï¿½Dr.YAP�¢ï¿½ï¿½ dan RSUP Dr. Sardjito. Selama periode penelitian diperoleh 8 pasien dengan derajat keparahan ringan sampai berat. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 2 pasien (25%) mendapatkan terapi antibiotik definitif dan 6 pasien (75%) mendapatkan terapi antibiotik empirik. Dari 8 pasien tersebut sebanyak 4 pasien (50%) mengalami perbaikan luaran klinik dengan terapi farmakologi saja, sedangkan 4 pasien lain (50%) mengalami perbaikan luaran klinik dengan kombinasi terapi farmakologi dan non farmakologi. Hasil penelitian menunjukkan seluruh pasien mengalami penurunan ukuran luas defek epitel, serta lebih dari 50% pasien mengalami penurunan derajat hiperemia dan penurunan derajat blefarospasme, tidak adanya hipopion dan perbaikan visus. Namun hanya 1 pasien yang tidak mengalami keluhan mata berair. Berdasar penelitian ini perbaikan luaran klinik yang utama dan paling banyak tercapai adalah penurunan ukuran lesi korne, derajat hiperemia dan blefarospasme. Mata berair merupakan luaran klinik minor sehingga dikatakan membaik apabila disertai dengan luaran klinik lainnya. Disarankan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mengetahui hubungan perbaikan luaran klinik dengan terapi antibiotik yang diberikan.

Corneal ulcer is an emergency condition of the eye, characterized by a suppurative infiltrate, defect or loss of corneal tissue involving the stroma. This disease has the potential to cause blindness. The main cause of corneal ulcers is a bacterial infection. The principle of therapy in corneal ulcers is that therapy is started as early as possible because delaying antibiotics until the culture results come out can worsen the ulcer. This study aims to determine the improvement of the clinical outcome of bacterial corneal ulcer patients based on the therapeutic profile. The clinical outcome parameters measured in this study were visual acuity, size of the epithelial defect, degree of hyperaemia, degree of blepharospasm, presence or absence of a watery eye clinical condition, and the presence or absence of hypopyon. This study is an observational study with a prospective case series study design. Data collection was carried out on September - November 2020 at the RS Mata "Dr.YAP" and RSUP Dr. Sardjito. There were 8 patients involved in this study with mild to severe severity. There were 2 patients (25%) received definitive antibiotic therapy and 6 patients (75%) received empirical antibiotic therapy. Four out of 8 patients (50%) experienced an improvement in clinical outcome with pharmacological therapy only, while 4 other patients (50%) experienced an improvement in clinical outcome with a combination of pharmacological and non-pharmacological therapy. The results showed that all patients experienced a decrease in the size of the epithelial defect, and more than 50% of patients experienced a decrease in the degree of hyperaemia and blepharospasm, the absence of hypopyon and improvement in vision. Based on this study, the main and most achieved clinical outcome improvement was a decrease in the size of epithelial defect, the degree of hyperaemia and blepharospasm. Watery eyes are a minor clinical outcome so that it is said to improve when accompanied by other clinical outcomes. Further study with a larger samples size and cohort study is recommended to conducted in order to know the relationship between clinical improvement and therapeutic profiles in bacterial corneal ulcer.

Kata Kunci : ulkus kornea bakteri, antibiotik, luaran klinik