Laporkan Masalah

LEKSIKON JAJANAN PASAR DALAM BAHASA SUNDA: KAJIAN ETNOSEMANTIK

AHMAD MAULANA GHUFAR, Dr. Suhandano, M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Nama-nama jajanan pasar dalam bahasa Sunda menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Masyarakat umumnya memandang jajanan pasar dalam bahasa Sunda sebatas kudapan tanpa makna tertentu. Namun, apabila ditelusuri lebih dalam, jajanan pasar dalam bahasa Sunda memiliki keunikan tersendiri dari segi penamaan dan latar belakang budaya. Keunikan tersebut dianalisis berdasarkan sudut pandang etnosemantik yang mengaitkan antara fakta bahasa dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan satuan kebahasaan, klasifikasi penamaan, dan pandangan budaya yang direpresentasikan melalui nama-nama jajanan pasar dalam bahasa Sunda. Data diperoleh melalui sumber lisan dan tulisan menggunakan dua metode, yakni metode simak dan metode cakap. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode padan referensial dengan teknik dasar banding dan teknik lanjutan hubung banding menyamakan (HBS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nama-nama jajanan pasar dalam bahasa Sunda terdiri atas dua jenis satuan kebahasaan, yakni kata dan frasa. Kata terbagi menjadi monomorfemis dan polimorfemis, sedangkan frasa jenis endosentris atributif. Penamaan jajanan pasar dalam bahasa Sunda memiliki klasifikasi yang variatif, antara lain: 1. tempat asal, 2. bahan, 3. penemu atau pembuat, 4. keserupaan, 5. penyebutan sifat khas, dan 6. penamaan baru. Lebih lanjut, pada klasifikasi komponen makna, terdapat beberapa kelompok, yakni keripik, kue, makanan berkuah, gorengan, sayur-mayur, umbi-umbian, makanan bakar, dan minuman. Dari perspektif budaya, jajanan pasar dalam bahasa Sunda memiliki kaitan yang sangat erat dengan budaya konsumsi yang direpresentasikan melalui empat fungsi budaya, yakni fungsi kenikmatan, fungsi sosial, fungsi ritual, dan fungsi identitas.

Sundanese street foods name is the main focus of this research. People often views Sundanese street food without philosophy behind its creation. Nevertheless, if it examined deeply, Sundanese street foods have their own uniqueness in terms of naming and cultural background. This uniqueness is analyzed based on an ethnosemantic point of view that links the facts of language and culture. Objectives of this research is to describe linguistic units, naming classification, and cultural perspective that represented trough the names of Sundanese street foods. Data were obtained trough oral and written sources using listening and speaking method. Data analysis is conducted using qualitative descriptive with referential equivalent method trough the basic technique of comparison and the advanced technique of equalizing comparison (HBS). Results from this research showed that Sundanese street food names consisting of two linguistic units, words and phrases. Words classification divided into monomorphemic and polymorphemic, while phrases class only consisted with attributive endocentric types. Sundanese street food names have a variative classification, such as: 1. place of origins, 2. Ingredients, 3. inventor or maker, 4. similarities, 5. distinctive characteristics, and 6. original name. Furthermore, from semantic components classification, is consisted from several groups such as chips, cakes, soupy foods, fried foods, vegetables, tubers, grilled foods, and beverages. Cultural perspective of Sundanese street food have a very close relationship with consumption habits that represented trough four cultural functions, such as satisfactory function, social function, ritual function, and identity function.

Kata Kunci : etnosemantik, jajanan pasar, bahasa Sunda, leksikon

  1. S2-2022-467055-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467055-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467055-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467055-title.pdf