Laporkan Masalah

Analisis Potensi Tanah Longsor menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 2D untuk Mitigasi Bencana Daerah Rawan Longsor di Dusun Plalar Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

HILMA LUTFIANA, Dr. Wahyudi, M.S., dan Dr. Eddy Hartantyo, M.Si.

2022 | Tesis | MAGISTER FISIKA

Sepanjang tahun 2019, telah terjadi 11 kejadian tanah longsor di Kecamatan Banyubiru. Longsor yang terjadi pada tanggal 13 Januari 2019 merupakan kejadian terparah di Dusun Sodong dan Dusun Plalar yang terletak di Desa Kemambang. Belum ada penelitian terkait longsor di desa tersebut. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian di Desa Kemambang terutama di Dusun Plalar. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan litologi bawah permukaan daerah rawan longsor berdasarkan hasil pengukuran resistivitas. Adapun berdasarkan litologi dapat dianalisis potensi tanah longsor berupa kedalaman bidang gelincir, ketebalan lapisan lapuk, panjang larian longsoran, kecepatan larian longsoran, dan volume tanah terlongsorkan. Pengambilan data menggunakan metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) dengan konfigurasi dipole-dipole sebanyak enam lintasan dengan jarak antar elektroda 10 meter sepanjang 160 meter. Pengolahan data ERT menggunakan software Res2DinV. Selain itu penelitian juga menggunakan metode Vertical Electrical Sounding (VES) dengan konfigurasi Schlumberger pada dua titik yang diolah menggunakan software Progress. Hasil yang diperoleh ialah ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 15 m dengan rata-rata kemiringan 31 derajat. Ketebalan lapisan lapuk tiap lintasannya 2- 15 meter berupa lapisan material lempung pasiran. Tipe longsor pada lokasi ini adalah translasi. Berdasarkan data curah hujan, bencana longsor disebabkan frekuensi hujan tinggi diantara bulan Desember-Februari. Perkiraan panjang larian longsoran yang dapat terjadi adalah sepanjang 320 meter dengan perkiraan kecepatan larian longsoran 1,5-2,0 m/s. Perkiraan volume maksimal tanah lapuk yang terlongsorkan apabila terjadi tanah longsor adalah 200.000 m3 .

Throughout 2019, there have been 11 landslides in Banyubiru District. January 13, 2019, was the worst incident of landslide in Sodong Hamlet and Plalar Hamlet in Kemambang Village. The village has not been researched, so it is necessary to conduct research in Kemambang Village, especially in Plalar Hamlet. The purpose of this research is to model the subsurface geological structure of landslide-prone areas with based on the resistivity. Based on the geological structure, the landslide was analyzed the depth of the slip surface, the weathered layer, the length of the avalanche run, the speed of the avalanche run, and the landslide volume. The data were collected using the Electrical Resistivity Tomography (ERT) method with six dipole-dipole lines along 160 meters. ERT data processing used Res2DinV software. The research also used Vertical Electrical Sounding (VES) method with Schlumberger configuration at two points and processed using Progress software. A slip surface was found to have an average depth of 15 m with an average slope of 31 derajat. The thickness of the weathered layer on each track is 2-15 meters of a layer of sandy clay material. The type of landslide at this location is translational. Based on rainfall data, landslides are caused by the high frequency of rain between December-February. The estimated length of the avalanche run that can occur is 320 meters long with an estimated avalanche run speed of 1.5-2.0 m/s. Meanwhile, the maximum volume of weathered soil that will slide in the event of a landslide is 200.000 m3 .

Kata Kunci : Semarang, geolistrik, mitigasi bencana, tanah longsor.

  1. S2-2022-466372-abstract.pdf  
  2. S2-2022-466372-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-466372-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-466372-title.pdf