Laporkan Masalah

Perubahan Nama Jalan di Kota Yogyakarta (1958-2016)

MUHAMMAD FACHREZA RAHMADIAN, Nur Aini Setiawati, Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 SEJARAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan di Kota Yogyakarta pada tahun 1903-2016, mulai dari asal-usul beberapa nama jalan, proses dan alasan perubahan nama jalan yang akan memperhatikan konteks periode kejadian, serta dampaknya bagi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan adalah peta dari Topografische-Dienst in Nederlandsch-Indie beserta koran dari periode yang relevan. Sumber sekunder yang digunakan yakni buku, penelitian, skripsi, dan artikel yang dapat diakses secara daring dan/atau luring. Penelitian ini membahas perubahan nama jalan di kota Yogyakarta secara kronologis dari 1958 hingga 2016, namun masa kolonial Belanda akan dibahas sekilas untuk membantu memberi konteks. Pada masa kolonial Belanda terdapat beberapa jalan yang menggunakan nama Belanda yang dapat ditafsirkan sebagai upaya melegitimasi penjajahan. Masa proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi momentum untuk menghilangkan nama-nama terkait penjajahan Belanda dan diganti dengan nama-nama pahlawan dan jargon kemerdekaan. Masa Orde Baru ditandai dengan pengabadian nama-nama Pahlawan Revolusi sebagai nama jalan yang dilandasi semangat anti-komunisme. Kemudian, pada 2013 terdapat pengembalian beberapa nama jalan ke nama aslinya sebagai wujud pelestarian kearifan lokal dan penegasan keistimewaan Yogyakarta. Akhirnya, pada 2016 nama Jalan Pangeran Mangkubumi dipindahkan ke ruas Jalan A.M. Sangaji sebagai wujud penghargaan atas pendiri Kasultanan Yogyakarta. Kebijakan perubahan nama jalan dilandasi alasan yang berbeda-beda pada setiap rezim. Ada kalanya nama jalan baru dapat diterima oleh masyarakat, namun ada kalanya masyarakat tidak suka dengan nama baru dan lebih terbiasa dengan nama lama.

This study aims to examine street name changes in Yogyakarta during 1903-2016, starting from the origins of some street names, the process and reasoning of street name changes in regard to the period, as well as its impact on society. The method used in this study is a historical research method with using primary and secondary sources. The primary source is a map from Topografische Dienst in Nederlandsch-Indie, as well as newspapers from the relevant period. Secondary sources used are books, researches, thesis, and articles that can be accessed online and/or offline. This study discusses street name changes in Yogyakarta city chronologically from 1958 to 2016, however Dutch colonial period are discussed briefly to provide context. During Dutch colonial period there were several streets that utilized Dutch names which can be understood as a means to legitimize colonialism. Indonesian proclamation of independence became the momentum to rid street names related to Dutch colonialism and replaced with names of heroes and independence jargons. The New Order era is marked with commemoration of Revolution Heroes names as street names on the basis of anti-communism zeal. On 2013 there were restoration of several street names to their original forms to preserve local wisdom and reinforce Yogyakarta uniqueness. Finally on 2016 the Prince Mangkubumi Street name was moved to A.M. Sangaji street as a way of honoring the founder of Yogyakarta Sultanate. The street name change policy can be based on varying reasons for different regimes. There are occasions when new street names are accepted by the society, but in other occasions the society disliked the new name and already accustomed to the old name.

Kata Kunci : Yogyakarta, Jalan, Kota, Toponimi, Geografi

  1. S1-2022-413329-abstract.pdf  
  2. S1-2022-413329-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-413329-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-413329-title.pdf