Laporkan Masalah

Gempa Bumi di Kerinci Tahun 1909

PADHIL HUDAYA, Nur Aini Setiawati, P.hD

2022 | Tesis | MAGISTER SEJARAH

Penelitian ini membahas tentang gempa bumi yang terjadi di Kerinci pada tahun 1909 yang tercatat sebagai gempa terbesar yang pernah melanda. Dengan menggunakan pendekatan sosial, narasi dalam penelitian ini akan memberikan gambaran tentang apa saja dampak sosial yang ditimbulkan setelah dilanda gempa bumi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah sebagai kerangka kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah terjadinya gempa bumi, terutama pada aspek perubahan lingkungan yang berpengaruh kepada kehidupan sosial di Kerinci. Dampak yang ditimbulkan ini kemudian memicu munculnya upaya pemulihan yang dilakukan baik oleh masyarakat Kerinci maupun Pemerintah Hindia Belanda. Penelitian ini menggunakan sumber dari arsip-arsip milik Pemerintah Hindia Belanda serta surat kabar yang terbit sekitar masa terjadinya gempa tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan sumber- sumber lain sebagai tambahan data untuk penelitian dengan mengunjungi beberapa perpustakaan dan arsip. Penulis juga beberapa kali melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada para petinggi adat dan masyarakat Kerinci untuk menelusuri data tentang bagaimana pengetahuan mereka tentang peristiwa gempa yang pernah terjadi di Kerinci pada tahun 1909 tersebut. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa gempa bumi tektonik yang dipicu oleh bereaksinya Segmen Siulak ini berkekuatan magnitudo 7.6 dengan menelan korban sebanyak 200an orang meninggal dan 400an orang yang terluka. Tidak hanya itu, sekitar 20.000an orang yang kehilangan tempat tinggal dari total 42.839 orang penduduk Kerinci pada tahun 1909. Selain itu, perubahan lingkungan yang merusak jalan dan jembatan juga menghambat masyarakat Kerinci untuk melakukan aktivitas mereka. Tidak hanya itu, gempa ini juga menyebabkan banyaknya tanaman-tanaman budidaya milik masyarakat terbenam oleh perubahan muka tanah. Karena beragam kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa, maka disusunlah strategi pemulihan dalam menangani keadaan setelah bencana. Para petinggi adat mengharahkan masyarakat untuk membangun tenda pengungsian di tanah lapang, sedangkan pihak Pemerintah Hindia Belanda mengucurkan dana lewat Binnenlandsch Bestuur untuk perbaikan infrastruktur yang rusak karena gempa bumi.

This study discusses the earthquake that occurred in Kerinci in 1909 which was recorded as the largest earthquake that ever hit. By using a social approach, the narrative in this study will provide an overview of what social and environmental impacts are caused after being hit by an earthquake. This study uses historical research methods as a framework. The purpose of this study was to see how the impact after the earthquake occurred, especially on aspects of environmental change that affected social life in Kerinci. This impact then triggered the emergence of recovery efforts carried out by both the people of Kerinci and the Government of the Dutch East Indies. This study uses sources from the archives of the Dutch East Indies Government and newspapers published around the time of the earthquake. In addition, this study also uses other sources as additional data for research by visiting several libraries and archives. The author also conducted several in-depth interviews with traditional officials and the Kerinci community to explore their knowledge of the earthquake that occurred in Kerinci in 1909. From this study, it was found that the tectonic earthquake triggered by the reaction of the Siulak Segment had a magnitude of 7.6 and killed 200 people and injured 400 people. Not only that, about 20,000 people were displaced from a total of 42,839 residents of Kerinci in 1909. In addition, environmental changes that damaged roads and bridges also hindered the people of Kerinci from carrying out their activities. Not only that, this earthquake also caused many cultivated plants belonging to the community to be drowned by changes in the land surface. Due to the various damages caused by the earthquake, a recovery strategy was developed to deal with the aftermath of the disaster. The traditional leaders directed the community to build refugee tents in the field, while the Dutch East Indies government disbursed funds through the Binnenlandsch Bestuur to repair infrastructure damaged by the earthquake.

Kata Kunci : Gempa Bumi, Kerinci, Dampak Sosial, Strategi Pemulihan

  1. S2-2022-449421-abstract.pdf  
  2. S2-2022-449421-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-449421-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-449421-title.pdf