Laporkan Masalah

Hubungan Patron Klien Pada Nelayan Tuna di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap

YASHINTA KUMALA S, Ir. Hery Saksono, M.A.

2022 | Skripsi | S1 MANAJEMEN SUMBERDAYA AKUATIK

Perikanan tangkap tuna di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap paling dominan dibanding perikanan tangkap lainnya. Dalam organisasi penangkapan, pihak yang terlibat adalah toke (juragan darat), tekong (nakhoda), dan anak buah kapal (ABK). Modal untuk penangkapan tuna dan pemasaran hasil tangkapan dikuasi oleh toke, sedangkan tekong dan ABK mengandalkan keterampilan dan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perikanan tangkap tuna di PPS Cilacap serta mengetahui hubungan patron klien pada nelayan tuna dan faktor-faktor yang memengaruhi. Pengumpulan data lapangan dilakukan di PPS Cilacap selama Januari- Februari 2022. Penentuan responden nelayan menggunakan snowball sampling. Data primer dikumpulkan melalui observasi, wawancara terstruktur, dan wawancara mendalam. Wawancara dengan 6 toke, 6 tekong, 58 ABK menggunakan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan dari data statistik PPS Cilacap, website resmi KKP, dan studi pustaka menggunakan jurnal bersumber dari Scopus dan ScienceDirect. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perikanan tangkap tuna ditemukan tiga hubungan patron klien, yaitu toke–tekong, toke-ABK, dan tekong-ABK. Hubungan pertama, toke menyediakan biaya operasional, armada penangkapan, biaya pemeliharaan, lapangan kerja, bantuan kesejahteraan, perlindungan, dan keamanan, sedangkan tekong memberikan tenaga, kemampuan dalam memeroleh hasil tangkapan, dan kepatuhan. Hubungan kedua, toke memberikan lapangan kerja, armada penangkapan, modal kerja, bantuan kesejahteraan, perlindungan, dan keterampilan dalam penanganan ikan pasca penangkapan, sedangkan ABK memberikan tenaga dan kepatuhan. Hubungan ketiga, tekong memberikan lapangan kerja, keterampilan, dan pengetahuan dalam penangkapan ikan, sedangkan ABK memberikan tenaga dan kepatuhan.

Tuna fisheries play an important role in capture fisheries in oceanic fishing port (Pelabuhan Perikanan Samudra/PPS) Cilacap. In the tuna fisheries organization, the parties involved consist of capital owners (toke), skippers (tekong), and crews (anak buah kapal/ABK). The capital and market were controlled by toke, while the skippers and crews have skills and labor. This research aimed to describe tuna fisheries in PPS and explore the patron-client relationship of tuna fishermen. Field data collection was conducted in January-February 2022. Respondents were selected using snowball sampling method. Six capital owners, six skipper and fifty eight labor were interviewed using open questionaires. Secondary data were collected from the statistics of PPS Cilacap and literature review. Collected data were analyzed by descriptive statistics. The study shows that there were three of patron client reletionship in tuna fisheries, namely capital owners-skippers, skippers-crews and capital owners-crews relationships. In the capital owners-skippers relationships, capital owners provided working capital, fleet, maintenance cost, employment, cash transfer and security, while the skippers gives their labor, the ability to catch fish and obedience. In the capital owners-crews relationships, the capital owners provided working capital, fleet, maintenance cost, employment, cash transfer, security and skills in fish handling, while the crews gives their labor and obedience. Last, the skippers provided employment, while crews gives their labor and obedience.

Kata Kunci : hubungan patron klien, nelayan tuna, PPS Cilacap

  1. S1-2022-427842-abstract.pdf  
  2. S1-2022-427842-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-427842-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-427842-title.pdf