Laporkan Masalah

Inovasi Sosial Organisasi Masyarakat Sipil di Tengah Pandemi COVID-19: Sebuah Analisis Inovasi Sosial pada Gerakan Akar Rumput Sambatan Jogja (Sonjo) dan Gerakan Lumantar Guyub Lung Tinulung (Gelar Gulung)

IGNATIUS ARDHANA R, Suripto, Dr., A.Md., S.I.P., MPA.

2022 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Di tengah keterbatasan kapasitas negara dalam menangani pandemi Covid-19, gerakan masyarakat akar rumput dalam bentuk inovasi sosial menguat di berbagai daerah, salah satunya Yogyakarta. Kemunculan inovasi sosial merupakan bentuk self-help group yang diinisiasi masyarakat sipil untuk mengisi ruang kosong negara dalam krisis Covid-19. Sonjo dan Gelar Gulung menjadi inovasi sosial di Yogyakarta yang muncul untuk menangani dampak krisis wabah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Sambatan Jogja (Sonjo) dan Gerakan Lumantar Guyub Lung Tinulung (Gelar Gulung). Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan penelitian mengenai bagaimana kemunculan inovasi sosial di tengah kompleksitas kebijakan penanganan pandemi dan bagaimana masyarakat mengelola inovasi sosial di organisasi masyarakat sipil. Secara garis besar penelitian ini memakai dua konsep besar yang terdiri dari konsep kapasitas negara oleh Berwick dan Christia serta inovasi sosial oleh Mulgan. Hasil penelitian menunjukkan kemunculan inovasi sosial di organisasi masyarakat sipil tidak dapat dilepaskan dari konteks kapasitas negara dalam mengelola kebijakan publik. Motivasi masyarakat dalam membentuk inovasi sosial berangkat dari kesadaran terdapat ruang kosong negara yang harus diisi untuk bertahan hidup. Proses inovasi sosial dimulai dari fase mengidentifikasi kebutuhan dan sumber daya, penjaringan partisipasi, pembentukan prototipe dan skema program, pengembangan inovasi melalui diffusi ide, dan proses pengembangan berdasarkan kebutuhan yang berkembang. Keberhasilan dan kegagalan dalam mengelola inovasi sosial sangat dipengaruhi oleh faktor budaya organisasi, struktur organisasi, strategi, pengetahuan dan kompetensi, jejaring, dan lingkungan organisasi. Kegagalan inovasi di organisasi masyarakat sipil disebabkan oleh lemahnya kapasitas kelembagaan selama mengelola program. Oleh karena itu, kapasitas kelembagaan masyarakat perlu diperkuat oleh berbagai pemangku kepentingan.

In the limited capacity of the state in dealing with the Covid-19 pandemic, grassroots community movements in the form of social innovation have strengthened in various regions, one of which is Yogyakarta. The emergence of social innovation is a form of self-help group initiated by civil society to fill the state's empty space in the Covid-19 crisis. Sonjo and Gelar Gulung became social innovations in Yogyakarta that emerged to deal with the impact of the pandemic crisis. This research uses a qualitative research method with a case study approach in Sambatan Jogja (Sonjo) and Gerakan Lumantar Guyub Lung Tinulung (Gelar Gulung). This study aims to answer research questions about how the emergence of social innovation in the complexity of pandemic handling policies and how society manages social innovation in civil society organizations. Broadly speaking, this research uses two major concepts, namely the concept of state capacity by Berwick and Christia and social innovation by Mulgan. The results show that the emergence of social innovation in civil society organizations cannot be separated from the context of the state's capacity to manage public policy. People's motivation in forming social innovations departs from the awareness that there is an empty state space that must be filled in order to survive. The process of social innovation starts from the phase of identifying needs and resources, networking for participation, forming prototypes and program schemes, developing innovation through the diffusion of ideas, and developing a development process based on evolving needs. Success and failure in managing social innovation is strongly influenced by factors of organizational culture, organizational structure, strategy, knowledge and competence, network, and organizational environment. The failure of innovation in civil society organizations is caused by weak institutional capacity during program management. Therefore, the institutional capacity of the community needs to be strengthened by various stakeholders.

Kata Kunci : Kapasitas negara, inovasi sosial, proses inovasi, sektor ketiga

  1. S1-2022-424679-abstract .pdf  
  2. S1-2022-424679-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-424679-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-424679-title.pdf