Laporkan Masalah

Prevalensi cemaran salmonela dan faktor pencemarannya pada telur ayam ras di Kabupaten Sleman Yogyakarta

NUGROHO, Widagdo Sri, Prof.drh. Setyawan Budiharta, MPH.,PhD

2003 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan 1. angka prevalensi cemaran salmonela pada telur dan ulas kloaka ayam ras di Kabupaten Sleman Yogyakarta, 2. menghitung kekuatan asosiasi antar faktor-faktor peternak dan ternak ayam dengan tingkat prevalensi salmonela dari telur dan ulas kloaka, dan 3. asosiasi faktor-faktor tersebut dengan kejadian cemaran salmonela pada telur dan ulas kloaka. Penelitian dilakukan terhadap 709 sampel ulas kloaka dan telur ayam ras petelur yang diambil dengan teknik sampling tahapan ganda, proporsional, random sederhana, dan convenient dari 35 peternak. Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan dengan mengisolasi bakteri dari cangkang, kuning telur, dan ulas kloaka pada media perbiakan kaldu tetrationat (1:10), kemudian media selektif briliant green agar (BGA) dan xylose lysine deoxycholate agar (XLD) dan identifikasi dilakukan dengan menggunakan media triple sugar iron agar (TSI). Sampel telur dan ulas kloaka dinyatakan terkontaminasi jika ditemukan biakan salmonela dari hasil uji. Peternakan dinyatakan positif apabila dari sampel tersebut terkontaminasi salmonela. Hasil penelitian menunjukkan Prevalensi cemaran salmonela pada kloaka ayam ras petelur di Kabupaten Sleman sebesar 22,9% pada tingkat peternak dan 2,8% pada tingkat ternak dan prevalensi cemaran salmonela pada telur ayam sebesar 11,4 % pada tingkat peternak dan 1,4 % pada tingkat ternak. Faktor faktor yang berperan meningkatkan prevalensi cemaran salmonela pada kloaka adalah umur ayam, lokasi kandang di perbukitan, penyakit salmonela pada periode pemeliharaan sebelumnya, dan sumber air minum. Faktor-faktor yang menurunkan prevalensi cemaran salmonela pada kloaka adalah lokasi kandang di persawahan, pengawas kesehatan ternak, kepadatan ayam dalam sangkar, dan istirahat kandang. Pada tingkat ternak faktor-faktor yang meningkatkan terjadinya cemaran salmonela pada kloaka ayam adalah umur ayam, penyakit salmonela pada periode pemeliharaan sebelumnya, dan pencucian kandang. Faktor-faktor yang menurunkan kejadian cemaran salmonela pada kloaka ayam adalah istirahat kandang, tipe pakan, bentuk pakan, sanitasi manusia ke dalam kandang, pembuangan kotoran sewaktuwaktu, dan adanya pengobatan antibiotika. Faktor–faktor yang meningkatkan prevalensi cemaran salmonela pada telur adalah tingkat pendidikan kepala kandang, pencucian kandang, pengendalian tikus, frekuensi pengambilan telur tiga kali sehari, dan adanya cemaran salmonela di kloaka ayam. Faktor yang menurunkan prevalensi cemaran salmonela pada telur ayam adalah kepadatan ayam dalam kandang, sanitasi air minum, frekuensi pengambilan telur 1 atau 2 kali sehari. Faktor yang meningkatkan kejadian cemaran salmonela pada telur ayam adalah adanya cemaran salmonela pada kloaka dan faktor yang menurunkan kejadian cemaran salmonela pada telur adalah frekuensi pengambilan telur dua kali sehari.

The objectives of this study were to investigate (1) the prevalence of salmonella contamination in eggs and cloacal swab of layers in Sleman district, Yogyakarta, (2) farm and bird’s risk factors associated with the prevalence, and (3) risk factors associated with the odds of the eggs and cloacal swab to get contaminated with salmonella. A total of 709 eggs and cloacal swabs each was obtained by a combination of multistage, proportional, simple random and convenient sampling strategy from a total of 35 farms. Salmonella was detected by culturing eggshells, eggs yolk and cloacal swabs in tetrathionate broth base (1:10), brilliant green agar, xylose- lysine-deoxycholate agar and triple sugar iron agar. A sample was designated as salmonella contaminated if salmonella was detected in the respective material. A farm having at least one contaminated egg or cloacal swab was designated as salmonella contaminated. The prevalence of the contamination of cloacal swab in farm and bird level was found to be 22,9 % and 2.8 %, respectively. These figures for that of eggs were 11.4% in farm level and 1.4 % in bird level. The prevalence of cloacal swab contamination in farm level is increased by the age of the birds, hill- located barn, salmonella infection in previous period, and the source of the drinking water. Factors decreasing this prevalence include field-located barn, the existence of the health inspector, bird density, and the duration of house off. In birds level, the odds of the cloacal swab to get salmonella contaminated is increased by the factors of the age of the birds, salmonella infection in previous period, and the cleaning of the barn. Factors decreasing the odds include the duration of vacation house, factory- made feed, the form of feed, the sanitation of personnels, waste disposal at any time, and antibiotics medication In farm level the prevalence of the salmonella contamination in eggs is increased by the education of the owner , barn clean- up, rodent control, 3 times daily egg pick up, and cloacal salmonella contamination. Bird density, drinking water sanitation and once or twice daily egg pick up decreased the prevalence. Salmonella contamination of the cloacal increases the odds of egg to get contaminated with salmonella, while picking up the eggs twice a day decreased the odds.

Kata Kunci : Bakteri Salmonela,Penyakit Ternak,Telur Ayam Ras, prevalence, salmonella, cloacae, egg, risk factor.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.