Laporkan Masalah

Relasi Kekuasaan Sosial dalam Proses Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Studi tentang Pola Kekuasaan dalam Relasi Sosial di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA, Wirogunan, Yogyakarta)

MUHAMMAD IBNU A, Dr. Suharman, MSi

2022 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Menjalankan masa pidana sebagai Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan melanggengkan konsep total institution yang menciptakan batas-batas fisik dalam aktivitas sehari-hari. Lebih lanjut, keberadaan kelompok sosial dapat menciptakan relasi sosial yang menjadi salah satu cara untuk mengatasi kehidupan monoton atas berbagai kegiatan formal yang dijalankan di Lapas. Dalam penerapannya di Lapas terdapat konsep kekuasaan dan ketergantungan yang menjadikan kelompok sosial sebagai tempat terjalinnya relasi kekuasaan sosial yang dapat menjadi pendukung ataupun justru menjadi pemicu masalah baru dalam proses pembinaan di Lapas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menganalisis terkait implementasi relasi kekuasaan sosial pada proses pembinaan di Lapas Wirogunan, Yogyakarta. Data yang didapatkan meliputi hasil wawancara secara langsung terhadap informan dari unsur petugas lapas dan unsur WBP serta studi pustaka dengan menggunakan penelitian terdahulu yang mengkaji terkait konsep relasi kekuasaan sosial khususnya dalam aktivitas pembinaan di Lapas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa relasi kekuasaan sosial dapat ditemukan dalam berbagai kelompok sosial baik secara absolut dari petugas Lapas terhadap WBP maupun antar sesama WBP di Lapas. Lebih lanjut, hal tersebut mengarah pada terciptanya bentuk kepatuhan dan kesepakatan yang terjalin guna mengoptimalkan proses pembinaan kepada WBP sebagai masyarakat terhukum (inmates) di Lapas Wirogunan. Dengan begitu, konsep relasi kekuasaan sosial mendukung pengembangan kepribadian dan juga mempersiapkan diri WBP untuk dapat kembali ke masyarakat setelah menjalankan masa pidana di Lapas Wirogunan.

Carrying out a criminal period as prison inmates in Lapas Wirogunan perpetuates the concept of total institutions that create physical boundaries in daily activities. Furthermore, the existence of social groups can create social relations that become one way to overcome monotonous life over various formal activities carried out in prison. Power and dependence concept in the implementation of social group at Lapas Wirogunan create any social groups where social power relations take place, it could form supporting agent or even a problem trigger during development process itself. This research uses qualitative methods with a case study approach that aim to study relationship implementation of social power in the coaching process at Lapas Wirogunan, Yogyakarta. The result data was obtained from direct interviews with subjcets, consist of prison officers and prison inmates, and literature studies taken from previous study about social power among prisoner. The result concluded that social power relations can be found in various social groups both in absolute terms from prison officers to prison inmates and among prison inmates' themselves. Furthermore, it can be established compliance and agreements that could be optimize the coaching process for prison inmates as a convicted society (inmates) in Lapas Wirogunan. The concept of social power relations supports the development of personality and also prepare prisoner to be able return to the society after release.

Kata Kunci : WBP, lapas, relasi kekuasaan sosial, institusi total

  1. S1-2022-428306-abstract.pdf  
  2. S1-2022-428306-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-428306-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-428306-title.pdf