Laporkan Masalah

Program Keluarga Harapan dan Implikasinya pada Prevalensi Stunting di Indonesia

NADYA RAHMI SALSABILA, Drs. Mulyadi, MPP. Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Kemiskinan menghambat rumah tangga untuk mendapatkan pemenuhan gizi yang lebih baik bagi anak. Data Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan, bahwa 48% balita dari 20 persen rumah tangga miskin mengalami stunting di Indonesia. Kejadian stunting akibat kemiskinan ini menyebabkan tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah memasukkan PKH ke dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) sebagai instrumen penanggulangan stunting. PKH bertujuan sebagai program jangka panjang yang ditujukan bagi peningkatan aspek kesehatan dan pendidikan masyarakat miskin. PKH mensyaratkan penerimanya untuk mencapai target tertentu dalam bidang kesehatan dan pendidikan, disisi lain terdapat peningkatan pendapatan rumah tangga penerima manfaat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sasaran program. Peningkatan pendapatan penerima manfaat PKH diharapkan mampu meningkatkan status gizi anak miskin melalui pola makan dan pemeriksaan kesehatan yang lebih baik. Melihat betapa pentingnya isu tersebut maka penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan anak penerima PKH terhadap prevalensi stunting di Indonesia. Penelitian ini menggunakan konsep perlindungan sosial oleh Barrientos yang memiliki implikasi pada investasi sumber daya manusia di masa depan. PKH merupakan program bantuan tunai bersyarat yang memiliki tujuan jangka panjang, sehingga capaian yang ingin diraih adalah kualitas sumber daya manusia yang terus meningkat tiap generasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, di mana metode kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk saling melengkapi dan mendukung hasil analisis. Sedangkan data yang digunakan berasal dari IFLS gelombang kelima yang diterbitkan oleh Rand Corporation. Hasilnya, pelaksanaan PKH di Indonesia berdampak pada peningkatan pengeluaran rumah tangga kuintil terendah. Hal ini mengakibatkan peningkatan pengeluaran untuk konsumsi terutama bahan pangan protein. Hasil regresi multivariat menunjukkan, variabel pola makan anak yang dipengaruhi oleh variabel pelaksanaan PKH terbukti lebih baik dan memiliki poin signifikansi yang tinggi, sehingga PKH dalam hal ini memiliki asosiasi terhadap pola makan anak balita. Kaitannya dengan prevalensi stunting, variabel pola makan anak memiliki 1,7 poin yang merupakan poin tertinggi dalam memengaruhi prevalensi stunting, sehingga dapat disimpulkan bahwa PKH secara tidak langsung mempengaruhi prevalensi stunting melalui pola makan anak. Hasil ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa perlindungan sosial menjadi sebuah alat dan strategi untuk mempercepat kemajuan dalam perbaikan gizi ibu dan anak, termasuk menangani malnutrisi. Pelaksanaan PKH terbukti memiliki asosiasi terhadap prevalensi stunting balita. PKH membantu penerima manfaat untuk bisa mendapatkan bahan pangan dan layanan kesehatan yang lebih baik, sehingga berdampak pada perbaikan pola makan dan pemantauan tumbuh kembang yang berkelanjutan.

Poverty prevents households from getting better nutrition for their children. Data from the Ministry of Health in 2013 showed that 48% of toddlers from 20 percent of poor households experienced stunting in Indonesia. The incidence of stunting due to poverty causes a high prevalence of stunting in Indonesia. To overcome this, the government has included The Family Hope Program (PKH) in the National Strategy for the Acceleration of Prevention of Stunting as an instrument for preventing stunting. The purpose of PKH is to act as a long-term program aimed at improving the health and education aspects of the poor. PKH requires recipients to achieve certain targets in the health and education sectors. On the other hand, an increase in the income of beneficiary households can be used to meet the needs of the program targets. The increase in the income of PKH beneficiaries is expected to be able to improve the nutritional status of underprivileged children through eating patterns and health checks. Seeing how important this issue is, this research aimed to determine the relationship between the eating patterns of PKH recipient children and the prevalence of stunting in Indonesia. This research used the concept of social protection by Barrientos which has implications for investment in human resources in the future. PKH is a conditional cash transfer program that establishes a long-term goal so that the achievement to be achieved is the quality of human resources that continues to increase each generation. The method used in this research was a mixed-method, where quantitative and qualitative methods were used to complement and support the results of the analysis. Meanwhile, the data used came from the fifth wave of IFLS published by the Rand Corporation. As a result, the implementation of PKH in Indonesia had an impact on increasing household expenditure in the lowest quintile. This resulted in an increase in expenditure for consumption, especially protein foods. The results of the multivariate regression showed that the variable of children's eating patterns which was influenced by the variable of PKH implementation was proven to be better and had a high significance point so that PKH, in this case, had an association with the eating patterns of toddlers. In relation to the prevalence of stunting, the variable of children's diet had 1.7 points which was the highest point in influencing the prevalence of stunting. Therefore, it can be concluded that PKH indirectly affected the prevalence of stunting through children's eating patterns. These results were in line with the theory that social protection is a tool and strategy to accelerate progress in improving maternally and child nutrition, including addressing malnutrition. The implementation of PKH was proven to have an association with the prevalence of stunting in toddlers. PKH aided beneficiaries to be able to get better food and health services. Thus, it had an impact on improving eating patterns and monitoring sustainable growth and development.

Kata Kunci : PKH, pola makan, prevalensi stunting, balita

  1. S1-2022-413200-abstract.pdf  
  2. S1-2022-413200-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-413200-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-413200-title.pdf