Tari Bali di Daerah Istimewa Yogyakarta
SERIATI, Ni Nyoman, Prof.Dr. R.M. Soedarsono
2003 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaTari Bali adalah salah satu kesenian yang berasal dari daerah Bali. Tari Bali telah dikenal oleh masyarakat has bahkan hingga ke penjuru dunia. Tari Bali kini tidak lagi hanya milik orang-orang Bali saja sebagai tempat tari itu dilahirkan. Demikian halnya tari ini hidup, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki tradisi yang cukup kuat. Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentar,g kehidupan orang Bali di Yogyakarta sebagai pendukung kesenian Bali, fakor apa saja yang menyebabkan sehingga tari Bali sebagai kesenian yang berasal dari luar Yogyakarta dapat hidup dan berkembang di Yogykarta, dan dalam kescinpatan apa saja tari Ihli itii digunakan. Untuk mengungkap bcrbagai aspck tersebut digunakan pendekatan multidisiplin melalui berbagai disiplin seperti ethnokoreologi, sejarah, antropologi, dan sosiologi. Tari Bali diperkirakan mulai muncul di Daerah Istiinewa Yogyakarta pada awal tahun 1950-an yang dibawa oleh pelajar Bali. Pada mulanya tari Bali hanya dipakai dilingkungan sendiri dalam kegiatan keagamaan. SejaK tahun 1963 tari Bali mulai diajarkan kepada masyarakat umum dengan didirikannya sanggar Tari Bali saraswati. Tahun 1980-an tari Bali mulai berkembang subur di masyarakat yang diajarkan melalui sanggar-sanggar tari baik yang di kembangkan oleh orang Bali maupun masyarakat setempat. Jenis tari Bali yang berkembang sampai saat ini di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tari Kehyur; geraknya yang dinamis dan ekspresif serta adanya kebebasan di dalam penpngkapannya membuat tari ini digemari dari masa ke masa. Kehadiran tari Bali di Yogyakarta tidak tcrlcpas dari keterbukaan masyarakat Yobyakarta sebagai pendukung yang ditunj ukkan dengan dilibatkan tari Bali untuk memeriahkan acara pernikahan, tutup tahun di sekolah, Festival Kesenian Yogyakarta, dan sebagainya. Loyalitas para seniman Bali yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta juga tidak kalah pentingnya yang dengan setia tetap mendukung dan mengembangkan tari Bali baik di lingkungan formal maupun non formal.
BALINESE DANCE IN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ABSTRACT Balinese dance in one of arts originated from the Bali Island. Balinese dance is vastly known in society even to people all over the world. The Balinese dance now does not merely belong to Balinese people where the dance was born. Likewise this dance lives, grows, and develops in the middle of society in Daerah Istimewa Yogyakarta that has strong culture. This study aims to look deeper on Balinese people who live in Yogyakarta as supporters of the Balinese culture, what factors cause Balinese dance is able to survive and develop in Yogyakarta, and in what occasions the Balinese dance is used. To reveal those aspects, there are multi-disciplinary approaches used such as ethnokoreologi, history, anthropology, sociology, and art performance. The Balinese dance came to Yogyakarta approximately in the early of 1950s that wa’, brought by Balinese students. At the beginning, the Balinese dance was used only in religious events. Since 1963 Balinese dance started to be taught to public by establishing a studio called “Sanggar Tari Bali Saraswatiâ€. In 1980s, Balinese dance developed vastly through studios that were established by Balinese people or local people. The kind of Balinese dance that has developed in Daerah Istimewa Yogyakarta is Kebyar dance; its dynamic and expressive movements also the freedom in expressing it the dance is very populer from time to time. The existence of the Balinese dances in Yogykarta is due to the epenness of the Yogyakarta people as its supporters. This is shown by the fact that the dances are often performed in wedding parties, school closing ceremonies, the city festivals etc. The loyalty of the balinese artists in Yogyakarta is olso important for they keep supporting and developing the dances both in the formal and informal situations.
Kata Kunci : Tari Bali,Perkembangan,DIY, Balinese dance, openness