Variasi Kefalometri pada Suku Batak
MARIA NATALINA L G, Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc.
2022 | Skripsi | S1 BIOLOGIIndonesia merupakan negara dengan penduduk yang terdiri dari berbagai macam etnis dan suku bangsa, salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah suku Batak. Suku Batak terbagi menjadi beberapa subsuku, dengan subsuku terbesar yaitu Batak Toba, Batak Karo, dan Batak Simalungun. Pada penelitian ini dilakukan analisis variasi kefalometri pada suku Batak. Adanya peningkatan jumlah populasi dari suku bangsa di berbagai wilayah, diikuti dengan meningkatnya aktivitas lalu lintas dan kuantitas tindak kejahatan dapat menyebabkan peningkatan peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas dan korban kejahatan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui variasi kefalometri dan indeks kefalometri pada masyarakat suku Batak, khususnya subsuku Batak Toba, Batak Karo, dan Batak Simalungun yang dapat digunakan dalam proses pengungkapan identitas korban kejahatan maupun kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini melibatkan 60 subjek suku Batak yang terdiri dari 20 orang subsuku Batak Toba, 20 orang subsuku Batak Karo, dan 20 orang subsuku Batak Simalungun. Pada penelitian ini dilakukan tahapan pengajuan kelayakan etik (ethical clearance), pendataan subjek, pengukuran subjek, perhitungan indeks kefalometri, dan analisis data (uji normalitas, uji homogenitas, uji T-Tidak Berpasangan, uji Mann-Whitney, dan uji regresi linear sederhana). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa subsuku Batak Toba, Batak Simalungun, dan Batak Karo memiliki tipe kepala brachycephalic, tipe dahi lebar, dan tipe hidung platyrrhine. Adapun pada subsuku Batak Toba dan Karo diketahui memiliki tipe wajah leptoprosopic sedangkan pada subsuku Batak Simalungun memiliki tipe wajah mesoprosopic. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa antara subsuku Batak Toba dengan Batak Karo tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada seluruh data ukuran tubuh dan kefalometri, namun antara subsuku Batak Toba dengan Batak Simalungun terdapat perbedaan yang signifikan pada lebar minimum frontal, lebar hidung, dan frontoparietal index, sedangkan antara subsuku Batak Simalungun dengan Batak Karo terdapat perbedaan yang signifikan pada lebar minimum frontal dan lebar wajah.
Indonesia is a country that consists of various ethnic groups, one of the largest ethnic groups in Indonesia is Bataknese. Bataknese divided into several subethnics, with the largest sub-ethnics are Batak Toba, Batak Karo and Batak Simalungun. This research aims to analyze cephalometric variation of Bataknese. An increase of various ethnic groups in various regions, followed by an increase in traffic activity and the quantity of crime can lead to an increase of traffic accidents and crime victims. Therefore, this research needs to be carried out to determine cephalometric variations and cephalometric index in the Bataknese, especially Batak Toba, Batak Karo, and Batak Simalungun which can be used in the process of revealing the identity of crime victims and traffic accidents. This research involved 60 subjects of Bataknese, consisting of 20 people of Batak Toba, 20 people of Batak Karo, and 20 people of Batak Simalungun. The method in this research consisted of submit ethical clearance, subject data collection, subject measurement, cephalometric index calculation, and data analysis (normality test, homogeneity test, T-test, Mann Whitney test, and simple linear regression test). The results showed that Batak Toba, Batak Karo, and Batak Simalungun have brachycephalic head type, wide forehead type, and platyrrhine nose type. Batak Toba and Batak Karo are known to have a leptoprosopic facial type, while Batak Simalungun has mesoprosopic facial type. In this research, it was also showed that between Batak Toba and Batak Karo there were no significant differences in all body size and cephalometric data, but between Batak Toba and Batak Simalungun there were significant differences in minimum frontal width, nose width, and frontoparietal index, while between Batak Simalungun and Batak Karo there were significant differences in minimum frontal width and facial width.
Kata Kunci : antropometri, kefalometri, suku Batak