Perancangan Dimensi Runway, Taxiway Dan Apron Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember

FRANGKY HATOGUAN M, Dr. Wiryanta S.T., M.T.

2022 | Tugas Akhir | D3 TEKNIK SIPIL

Bandar Udara Notohadinegoro merupakan salah satu bandara yang dimiliki oleh Kabupaten Jember. Bandar Udara Notohadinegoro secara administratif terletak pada Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Bandar Udara Notohadinegoro mulai beroperasi pada tahun 2014 dengan rute layanan Jember Surabaya dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72 600. Sejak tahun 2014 hingga 2018 jumlah penumpang dan jamaah haji sekitar Jember mengalami peningkatan yang sangat signifikaan hal ini mendorong pemerintah untuk menjadikan badara sub embarkasi haji. salah satu upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten jember untuk mengakomodir pengguna jasa adalah dengan meningkatkan pesawat yang memiliki implikasi sangat signifikan terhadap fasilitas sisi udara . Hal tersebut menjadi dasar topic Tugas akhir untuk menganalisis dan merencanakan fasilitas sisi udara Bandar UdaraNotohadinegoro. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan peramalan terhadap permintaan jasa angkutan udara pada tahun 2030. Selanjurnya dikalukan analisis terhadap jenis pesawat yang akan beroperasi pada Bandar Udara Notohadingoro. Dan diakhiri dengan analisis perencanaan geometri fasilitas sisi udara dengan dasar peraturan peraturan yang telah ditetapkan oleh ICAO, FAA, JICA, maupun Direktorat Jendral Perhubungan Udara Indonesia. Dari hasi analisis pesawat A320-200 dijadikan pesawat rencana pada tahun 2030, sehingga kebutuhan geometri runway sebersar 2635 m x 45 m, geometri taxiway 162 m x 15 m dan geometri apron sebersar 95 m x 284,5 m.

Notohadinogo airport is a local airport in Jember, specifically located in Wirowongso village, Ajung, Jember. This airport started operating in 2014 with local service route Jember Surabaya using ATR 72 600 aircraft. Since 2014 until 2018, the amount of passengers and pilgrim around Jember experienced a very significant increase. It prompts the government to make this airport become a Haji sub embarkation airport. One of the attempt made by Jember Government to accommodate the airport passengers is to increase the aircraft which have a very significant implications of air - side facilities. This attempt is considered as the main topic of this research to analyse and plan the air-side facilities of Notohadinegoro Airport. The initial step taken for this research is predicting the demand for air transportation services in 2030. Next, the researcher analyse the type of aircraft that will operate at Notohadinegoro Airport. The step of this research finishes with an analysis of the geometric planning of the air - side facilities based on the regulations that have been established by ICAO, FAA, JICA, and the Indonesian Directorate General of Civil Aviation. The result of this research obtained A320-200 aircraft is going to be approaching aircraft for 2030. Thus, the requirement for runway geometry is 2635 m x 45 m, taxiway geometry is 162 m x 15 m and apron geometry is 95 m x 284.5 m.

Kata Kunci : Bandara, Analisis, Geometri, Runway, Taxiway, Apron