Skisma Kristen dan Implikasinya bagi Perdamaian Etnoreligius di Kota Manado

CHRISTIVAN G RIUNG, Prof. Dr.M.Mohtar Mas’oed, M.A

2022 | Tesis | MAGISTER KETAHANAN NASIONAL

Penelitian ini hendak memaparkan tentang skisma Kristen di kota Manado yang mewujudnyata dalam pendirian tiga gereja Protestan mula-mula yaitu KGPM (Kerapatan Gereja Protestan Minahasa), GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa), dan GMPU (Gereja Masehi Protestan Umum). Riset ini bertolak dari fakta bahwa tidak semua elemen dari setiap kelompok yang terlibat konflik memilih untuk melakukan kekerasan. Demikian pula, tidak semua elemen dari setiap kelompok yang memilih damai memang menyetujui pilihan perdamaian. Walaupun perdamaian tetap terjaga di Kota Manado pada tahun akhir periode tahun 1990-an dan awal 2000-an, tetapi ada juga subkelompok Kristen yang bersikap agresif dan rawan kekerasan. Tesis ini berfokus untuk mengkaji perbedaan sikap dalam internal kelompok Kristen di Manado dengan lokus amatan pada skisma Kristen yang kemudian melahirkan gereja-gereja Protestan lokal mula-mula di kota Manado. Skisma ini mentransformasi perdamaian di Manado. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori institusionalisme historis yang menitikberatkan pada persimpangan kritis dan institusi baru yang dihasilkan olehnya. Ada tiga persimpangan kritis yang melatari skisma Kristen di kota Manado yaitu otonomi gereja, peristiwa deklarasi KGPM di Wakan, dan keistimewaan Minahasa. Persimpangan kritis menghasilkan institusi baru atau karakter baru bagi kelompok Kristen di Manado yaitu dominasi gereja dan keseimbangan kekuasaan gereja.

This study aims to describe the Christian schism in the city of Manado which manifested itself in the establishment of the three early Protestant churches, namely KGPM Church (Kerapatan Gereja Protestan Minahasa), GMIM Church (Gereja Masehi Injili di Minahasa), and GMPU Church (Gereja Protestan Umum). This research starts from the fact that not all elements of every group involved in the conflict choose to commit violence. Likewise, not all elements of every group that chose peace did agree on the choice of peace. Although peace was maintained in Manado City in the late 1990s and early 2000s, there were also Christian subgroups that were aggressive and prone to violence. This thesis focuses on examining the differences in attitudes within the internal Christian group in Manado with the locus of observation on the Christian schism which later gave birth to the early local Protestant churches in the city of Manado. This schism transformed peace in Manado. The analysis in this study uses the theory of historical institutionalism which focuses on critical intersections and the new institutions produced by it. There are three critical intersections underlying the Christian schism in the city of Manado, namely the autonomy of the church, the event of the KGPM declaration in Wakan, and the privilege of Minahasa. The critical intersection produces new institutions or new characters for Christian groups in Manado, namely the domination of the church and the balance of church power.

Kata Kunci : Skisma, Skisma Kristen di Kota Manado, Institusionalisme Historis, Transformasi Perdamaian, Etnoreligius