Laporkan Masalah

Penciptaan komposisi musik "Kinanthi" :: Sebuah eksperimentasi penggunaan Gender diatonik dan Gong Ageng Jawa dalam Orkestra

SANJAYA, Singgih, Drs. T. Bramantyo, M.Mus.Ed.,PhD

2003 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Sudah sejak dahulu gamelan Jawa sangat diminati oleh dunia intemasional. Hal ini dapat dilihat paling tidak sudah sejak tahun 1889 dalam acara The Paris Exhibition, keindahan suara gamelan Jawa dapat menarik minat dunia internasional. Jika dikaji lebih mendalam ha1 tersebut di antaranya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor mediom dan faktor idiom. Berdasar pada ha1 tersebut di atas, secara pribadi penulis sangat tertarik dan mengagumi gamelan Jawa, maka dicoba untuk menciptakan sebuah komposisi musik yang sebagian menggunakan idiom dan rnediorn gamelan Jawa. Tesis ini pada prinsipnya adalah pembuatan komposisi musik dengan susunan orkestra. Komposisi ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian dua adalah eksperimentasi penggunaan instrumen gender bamng (gender besar) gamelan Jawa sebagai instrumen sob (utarna) yang diiringi oleh orkestra dan juga penggunaan gong ageng (gong besar) gamelan Jawa. Eksperimentasi juga dilakukan pada pentalaan gender. Instrumen gender yang aslinya bersistem tangganada pentatonis (laras pelog) diubah menjadi sistem pentalaan diatonis dengan toleransi pentalaan seperti aslinya. Diharapkan penciptaan kornposisi ini dapat dinikmati secara auditif dan juga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian proses penciptaan kornposisi ini menggunakan metode eksperimen yang didasari dengan disiplin musikologi dan didukung oleh disiplin ilrnu-ilrnu lain yang terkait.

Gamelan is one of Java's ancient art forms. Although it was heard outside of Java previously, it received international attention at the Paris Exhibition in 1889. This thesis describes the creation of music composition for the orchestra entitle "Kinanthi", incorporating idioms and instruments from Javanese gamelan. This composition contains two movements. All two movements using idiom and style made of the pelog mode of the Javanese gamelan. The scales of the pelog mode can be match closely to those of Westrn tuninged. In addition, the second movement uses gender and gong ageng, two Javanese instruments. The gender is used as a solo instrument. The tuning of the gender is adapted to be used with the western orchestra. In the process of creating this composition the composer needs an experimental method based on musicology and other relevant disciplines. I hope this composition will be enjoyed aurally and appreciated scientificly.

Kata Kunci : gamelan Jawa, komposisi, orkestra, gender barung, gong ageng, Javanese gamelan, composition, orchestra


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.