LATAR BELAKANG DAN PROSES PERGESERAN BUDAYA STRATEGIS RUSIA DALAM MERATIFIKASI PARIS AGREEMENT PADA 2019
MAULA HUDAYA, Dr. Riza Noer Arfani, M.A.
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALBergabungnya Rusia dalam Paris Agreement pada 2019 merupakan sebuah anomali yang menarik untuk di teliti. Hal itu terjadi karena sebelumnya Rusia telah bergabung dalam rezim yang serupa yaitu Protokol Kyoto. Namun Rusia kemudian keluar karena merasa dirugikan oleh rezim tersebut. Selain itu Rusia juga menegaskan bahwa tidak akan memperpanjang kerjasama pada periode kedua Protokol Kyoto sekaligus tidak akan berpartisipasi kembali dalam rezim serupa di masa depan. Terlebih lagi Rusia memang cenderung tidak memandang isu perubahan iklim secara serius. Hal itu membuat kebijakan Rusia untuk meratifikasi Paris Agreement pada 2019 menimbulkan sebuah pertanyaan yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan pendekatan budaya strategis. Budaya strategis sendiri adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisis perilaku negara dalam menghadapi ancaman maupun bertindak di dalam sistem internasional melalui faktor-faktor internal atau disebut sebagai elemen budaya strategis yang meliputi namun tidak terbatas pada identitas, budaya politik, budaya militer, dan budaya berpikir nasional. Pendekatan ini akan membantu menemukan elemen budaya strategis apa yang dominan mempengaruhi pemikiran pemerintah khususnya tokoh kunci pengambil kebijakan di Rusia dalam merumuskan kebijakan luar negeri tersebut. Analisis buday strategis dalam hal ini dilakukan dengan metode pemetaan kognitif milik Alastair Iain Johnston. Cara kerja metode tersebut ialah mengumpulkan pernyataan-pernyataan resmi pemerintah terkait suatu kebijakan kemudian menganalisis setiap kata atau kalimat yang sering digunakan. Dengan demikian akan diperoleh jawaban terkait elemen budaya strategis sekaligus interpretasi pengambil kebijakan terhadap elemen budaya strategis tersebut yang mempengaruhinya dalam merumuskan kebijakan yang dimaksud. Dengan demikian dapat diperoleh jawaban mengapa Rusia bergabung dengan Paris Agreement meskipun sebelumnya merasa dirugikan oleh Protokol Kyoto.
The decision of the Russian Federation to joins the Paris Agreement in 2019 is an interesting anomaly to be studied. This happened because Russia had previously joined a similar regime, namely the Kyoto Protocol but latter decides to leave because it was aggrieved by the regime. In addition, Russia also emphasized that it would not extend cooperation in the second period of the Kyoto Protocol and at the same time would not participate again in a similar regime in the future. Moreover, Russia tends not to take the issue of climate change seriously. This makes Russia's policy to ratify the Paris Agreement in 2019 raises an interesting question to be answered. Therefore, in this research, the researcher tried to answer these questions by using a strategic culture approach. Strategic culture itself is an approach used to analyze state behavior in dealing with threats and acting in the international system through internal factors or referred to as elements of strategic culture which include but are not limited to identity, political culture, military culture, and national thinking culture. This approach will help to find out what elements of strategic culture are dominant in influencing the government, especially the key policy makers in Russia�s way of thinking in formulating foreign policy. Strategic culture analysis in this case was carried out using Alastair Iain Johnston's cognitive mapping method. This method carried out by collecting official government statements related to a policy and then analyze each word or sentence that is often used. Thus, answers will be obtained regarding the elements of strategic culture as well as the interpretation of policy makers on the elements of strategic culture that influence them in formulating the policy in question. Thus the answer regarding why Russia joined the Paris Agreement even though previously felt aggrieved by the Kyoto Protocol can be obtained
Kata Kunci : Kebijakan Luar Negeri Rusia, Paris Agreement, Protokol Kyoto, Perubahan Iklim, Budaya Strategis.