Laporkan Masalah

PENGARUH TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF PROGRAM PEREMAJAAN KEBUN TUA TERHADAP KARAKTER BIOKEMIS DAN HASIL PERTANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

RADHIKA PINGKY M, Eka Tarwaca Susila Putra, S.P.,M.Sc.,Ph.D.; Prof.Dr. Didik Indradewa, Dip.Agr.St.

2022 | Tesis | MAGISTER AGRONOMI

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan luas perkebunan kakao pada tahun 2018 sebesar 1,6 juta hektar dan produksi 593,8 ribu ton (FAO, 2020). Namun, produktivitas kakao Indonesia berada pada urutan 28 di dunia dengan rata-rata produktivitas kakao per tahun sebesar 0,39 ton/ha. Angka ini dibawah angka produktivitas rata-rata kakao dunia yaitu 0,45 ton/ha. Beberapa penyebab menurunnya produktivitas salah satunya pohon kakao yang menua. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) merekam data performa biokimia, komponen hasil dan hasil tanaman kakao klon KKM 22, RCC 70 dan RCC 71 produk okulasi cincin dan sambung samping ketika telah memasuki periode tanaman menghasilkan (TM), (2) menentukan teknik manakah yang lebih baik untuk dipergunakan dalam program peremajaan tegakan tua mendasarkan pada indikator kadar hara maupun hasil tanaman kakao klon KKM 22, RCC 70 dan RCC 71. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai Januari 2021 di Perkebunan Kakao Unit Produksi Segayung Utara, PT. Pagilaran, Desa Simbangjati, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah. Tanaman kakao Klon KKM 22, RCC 70 dan RCC 71 yang berumur 10 tahun setelah diremajakan terbukti memiliki produktivitas lebih tinggi dengan program peremajaan okulasi cincin dibandingkan sambung samping karena jumlah buah per tanamannya lebih banyak. Jumlah buah per tanaman kakao yang diremajakan dengan cara okulasi cincin lebih banyak karena tidak terjadinya inkompatibilitas tertunda seperti pada program peremajaan dengan cara sambung samping. Tidak terjadinya inkompatibilitas tertunda diindikasikan oleh rendahnya nilai ROS, antioksidan, aktivitas biosintesis klorofil dan hormon. Kondisi tersebut menyebabkan cadangan asimilat dalam bentuk gula reduksi dan sukrosa lebih diprioritaskan untuk peningkatan produktivitas.

Indonesia is the most cocoa producing country in Southeast Asia and third after Ivory Coast and Ghana in world with a cocoa plantation area of 1.6 million hectares and 593.8 thousand tons in production (FAO, 2020). However, Indonesia's cocoa productivity is ranked 28th in the world with an average annual cocoa productivity of 0.39 tons/ha. This figure is below world average cocoa productivity at 0.45 ton/ha. One of causes for declining productivity is aging cocoa stand. Therefore, this research was conducted with objectives (1) to record biochemical performance, yield components and yields of cocoa clones, KKM 22, RCC 70 and RCC 71, rejuvenated with ring budding and side grafting, (2) to determine better technique in rejuvenation program for old cocoa stand based on nutrient contents, yield components, and yields indicators of cocoa clones KKM 22, RCC 70 and RCC 71. This research was carried out from November 2020 to January 2021 at Cocoa Plantation, North Segayung Production Unit, Pagilaran Company, Simbangjati Village, Tulis District, Batang Regency, Central Java Province. The results showed that Cocoa clones of KKM 22, RCC 70 and RCC 71 which were 10 years old after being rejuvenated were proven to have higher productivity with the ring budding rejuvenated program than side grafting because the number of fruits per plant was more. The number of pods per cocoa stands rejuvenated by ring budding was higher because there was no delayed incompatibility as in side grafting. The absence of delayed incompatibility was indicated by the low value of ROS, antioxidants, chlorophyll biosynthetic activity and hormones. This condition caused assimilate reserves in the form of sugar reduction and sucrose to be prioritized for increasing productivity.

Kata Kunci : Kakao, biokimia, hasil, okulasi cincin, sambung samping

  1. S2-2022-448839-abstrak and abstract.pdf  
  2. S2-2022-448839-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-448839-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-448839-title.pdf