Patogenisitas Jamur Beauveria bassiana Terhadap Helopeltis bradyi (Hemiptera: Miridae)
RICH GEMILANG S, Dr. Tri Harjaka, S.P., M.P; Dr. Ir. Arman Wijonarko, M.Sc.
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU HAMA TANAMANHelopeltis bradyi merupakan hama penting pada tanaman kakao dan teh di Indonesia. Salah satu pengendalian hayati yang dapat dilakukan untuk menekan populasi H. bradyi adalah dengan menggunakan musuh alami kelompok patogen serangga yaitu jamur Beauveria bassiana. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan inang model berupa buah dan tanaman mentimun, dan bertujuan untuk mengetahui mortalitas nimfa H. bradyi akibat perlakuan jamur B. bassiana, mengetahui pengaruh jamur B. bassiana terhadap kelangsungan hidup telur H. bradyi pada buah mentimun, dan mendeteksi jamur B. bassiana di dalam jaringan tanaman mentimun sebagai endofit. Konsentrasi B. bassiana yang digunakan adalah 109-106 konidia/ml dan kontrol dimana setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali selama 8 hari pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan jamur B. bassiana dapat membunuh nimfa H. bradyi pada semua perlakuan konsentrasi dengan tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada konsentrasi 109 konidia/ml. Namun B. bassiana memiliki tingat infektivitas yang rendah terhadap telur. Jumlah rata-rata telur yang mengalami gagal netas adalah 6.66 ± 1.15 butir. Jamur B. bassiana secara tidak langsung dapat mempengaruhi ukuran dan perkembangan hidup nimfa H. bradyi. Lama inkubasi telur setelah pemberian B. bassiana menjadi lebih cepat, ukuran panjang tubuh instar pertama lebih kecil bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol, dan peluang hidup yang rendah pada setiap tahap perkembangannya. Jamur B. bassiana dapat masuk dan bertahan di dalam jaringan tanaman melalui metode perendaman benih. Hasil isolasi dari beberapa bagian tanaman menunjukkan bahwa kolonisasi jamur paling banyak ditemukan di daun.
Helopeltis bradyi is an important pest on cocoa and tea plants in Indonesia. One of the biological controls that can be done to suppress the population of H. bradyi is to use an entomopathogen, namely Beauveria bassiana. This study was conducted using a model host in the form of fruit and cucumber plants, and aimed to determine the mortality of H. bradyi nymphs due to the treatment of B. bassiana, to determine the effect of B. bassiana on the survival of H. bradyi eggs on cucumber fruit, and to detect B. bassiana in cucumber plant tissue as an endophyte. The concentration of B. bassiana used was 109-106 conidia/ml and the control where each treatment was repeated three times for 8 days of observation. The results showed that B. bassiana fungus could kill H. bradyi nymphs at all concentrations, with the highest mortality rate occurring at a concentration of 109 conidia/ml. However, B. bassiana has a low infectivity to eggs. The average number of eggs that failed to hatch was 6.66 ± 1.15 eggs. B. bassiana can indirectly affect the size and development of H. bradyi nymphs. The incubation period for eggs is faster, the body length of the first instar was smaller when compared to the control treatment, and the chance of survival was low at each stage of development. B. bassiana can enter and survive in plant tissues through the immersion method. The isolation results from several plant parts showed that the most common fungal colonization was found in the leaves.
Kata Kunci : Beauveria bassiana, endofit, entomopatogen, Helopeltis bradyi, mentimun