Laporkan Masalah

STUDI KOMPARATIF PADA HUNIAN SEMENTARA PREFABRIKASI BERDASARKAN BASIS NILAI SPESIFIKASI DARI HUNIAN SEMENTARA NASIONAL INDONESIA

FARIZ MUHAMMAD FALZA, Dr. Eng. Agus Hariyadi, S.T.,M.Sc

2022 | Tesis | MAGISTER ARSITEKTUR

Hunian sementara merupakan program pemerintah berbentuk hunian temporer pada situasi pasca bencana yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan hunian sementara pada masyarakat terdampak bencana. Berkaca pada gempa Lombok dan Pulau Donggala tahun 2018 lalu, terdapat sejumlah kendala dalam pelaksanaan hunian sementara pasca bencana. Diantaranya kendala pada waktu pemenuhan target, kendala pada bahan material pada site, POKMAS (Kelompok Masyarakat) tidak serta merta langsug dapat mengerjakannya (butuh adanya transfer ilmu). Berdasarkan hal tersebut metode pendekatan prefabrikasi dirasa sesuai untuk diterapkan pada huntara pasca bencana. Namun huntara berpendekatan prefabrikasi belum banyak berkembang di Indonesia. Terlebih lagi standar huntara yang ada di Indonesia belumlah sekomperhensif standarhuntara Internasional. Standar yang dipergunakan di Indonesia berbentuk huntara konvensional yang tertera pada surat edaran bernomor (SE-09/MBU/11/2018) dengan bentuk hunian rangka baja. Dilain sisi huntara prefabrikasi telah banyak dikembangkan di negaranegara maju serta berkembang. Berdasarkan hal tersebut terdapat sebuah permasalahan dimana adanya kebutuhan akan huntara berpendekatan prefabrikasi namun tetap dapat sesuai dengan standar hunian sementara yang dipergunakan saat ini di Indonesia. Adapun gap yang dapat dilihat berupa adanya kebutuhan analisa yang dapat menunjukkan seberapa jauh penilaian spesifikasi pada hunian sementara prefabrikasi terhadap standar huntara yang ada di Indonesia. Maka penelitian ini akan berfokus pada studi perbandingan antara huntara berpendekatan prefabrikasi. Tujuannya yaitu agar mendapatkan sebuah preseden/ contoh hunian sementara berbasis pendekatan prefabrikasi yang dapat menyamai atau melebihi penilaian standar hunian sementara Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI. Penelitian ini akan menggunakan 9 model sampel hunian sementara prefabrikasi dan 1 unit hunian sementara Nasional yang dijadikan sebagai basis penilaian perbandingan. Metode yang digunakna dalam penelitian ini berupa metode analisa komparatif dengan melakukan 2 pendekatan berupa pendekatan kuantitatif pada perhitungan data awal serta pendekatan kualitatif pada akhir sesi penilaian perbandingan. Pada metode kualitatif dipergunakan skor yang dapat menjelaskan posisi dari masing-masing sampel huntara. Hasil dari penelitian ini berupa temuan 2 huntara prefabrikasi yang dekat dengan standar huntara Nasional berupa sampel F 33 poin dan sampel E 31 poin. Adapun faktor yang dianalisa berupa; 1) anggaran total, 2) harga per meter, 3) luas hunian, 4) berat hunian, 5) Jumlah unit yang dapat diangkut kendaraan, 6) kapasitas penghuni, 7) sistem penghawaan, 8) proyeksi pembagian ruang, hingga pada 9) keamanan hunian.

Temporary shelter is a government program in the form of temporary shelter in postdisaster situations that aims to help meet the needs of temporary shelter for disaster-affected communities. Reflecting on the Lombok and Donggala Island earthquakes in 2018, there were several obstacles in implementing temporary shelters after the disaster. Among them are obstacles in meeting the target, constraints on materials at the site, POKMAS (Community Groups) cannot immediately do it (requires knowledge transfer). Based on this, the prefabricated approach method was deemed appropriate to be applied to post-disaster shelters. However, prefabricated shelters have not developed much in Indonesia. Moreover, the standard shelters used in Indonesia are in the form of conventional shelters listed in the circular numbered (SE09/MBU/11/2018) in the form of steel frame housing. On the other hand, prefabricated shelters have been widely developed in developed and developing countries. xvii Based on this, there is a problem where there is a need for shelters with a prefabricated approach but still able to comply with the standards of temporary shelter currently used in Indonesia. The gap that can be seen is in the form of a need for analysis that can show how far the specification assessment of prefabricated temporary shelters is against the standards of temporary shelters in Indonesia. So this research will focus on a comparative study between shelters with a prefabricated approach. The aim is to obtain a precedent/examples of temporary shelter based on a prefabricated approach that can match or exceed the assessment of the National temporary shelter standards that have been set by the Indonesian government. This study will use 9 sample models of prefabricated temporary shelters and 1 unit of National temporary shelter which are used as the basis for comparative assessment. The method used in this study is a comparative analysis method by carrying out 2 approaches, namely a quantitative approach in the calculation of the initial data and a qualitative approach at the end of the comparative assessment session. In the qualitative method, a score is used that can explain the position of each shelter sample. The results of this study were the findings of 2 prefabricated shelters that were close to the national shelter standards in the form of a sample F of 33 points and a sample of E of 31 points. The factors analyzed are; 1) total budget, 2) price per meter, 3) occupancy area, 4) weight of occupancy, 5) number of units that can be transported by vehicle, 6) occupant capacity, 7) ventilation system, 8) projection of space distribution, up to 9) shelter safety.

Kata Kunci : hunian sementara, hunian sementara prefabrikasi, standar peraturan hunian sementara Indonesia, standar peraturan hunian sementara Internsional, studi komparatif

  1. S2-2022-434582-abstract.pdf  
  2. S2-2022-434582-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-434582-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-434582-title.pdf