Laporkan Masalah

Analisis Interseksional Gender, Etnis, dan Kelas Sosial: Pembacaan Poskolonial Terhadap The Handmaiden (2016)

MADINATUL MUNAWARAH, Prof. Faruk Tripoli, S.U

2022 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

The Handmaiden menjadi salah satu karya dari Korea Selatan yang berhasil secara internasional, bukan hanya karena distribusi film yang menjangkau 175 wilayah, tetapi juga karena film ini secara gamblang memperlihatkan adegan lesbian. Park Chan Wook, sebagai sutradara film, menjadikan film ini sebagai kritik atas homophobia. Ia meminjam narasi gender dan seksualitas dalam The Fingersmith, sebuah novel Inggris karya Sarah Waters, tetapi ia menariknya ke dalam permasalahan etnisitas atau kolonialisme, dengan cara mengubah setting teks. Perubahan ini dapat dikategorikan sebagai Mockery, dalam konsep Homi Bhabha, untuk melakukan resistensi Korea terhadap barat. Penelitian ini mendekatkan tiga perspektektif: feminsime, kolonialisme, dan intertekstualitas, secara interseksionalitas, dan dengan menggunakan metode dekonstruksi untuk membongkar binerisme dari setiap entitas: gender, kelas sosial dan etnis. Hasil penelitian menunjukan superioritas etnisitas yang dipatahkan oleh kelas sosial, dan superioritas laki-laki juga terpatahkan oleh kelas sosial tinggi pada perempuan. Oleh karenanya, dalam The Handmaiden, kelas sosial, terutama ekonomi, terlihat lebih menonjol dibandingkan gender dan etnisitas.

The Handmaiden is one of the South Korea's film that gain international success, not only because of global distribution, but also because the film shows explicitly lesbian scene. Park Chan Wook, the director, uses The Handmaiden as critique of homophobia in South Korea. He borrows narration of gender and sexuality from The Fingersmith, a British novel by Sarah Water, but he draws it into the narration of ethnicity or colonialism by changing the film's setting. This Changing could be categorized as a mockery, as in Bhabha's concept, for resistance of South Korea's compliance to the west. This research brought three perspective: feminism, colonialism, and intertextuality, by using intersectionality, and by using deconstructive method to dismantle the binary of every entity: gender, class, and ethnicity. The research indicate that ethnicity superiority was broken by social class, and male superiority was defeated too by women with high social class. In The Handmaiden, the social class, especially economy, looks more dominant than gender and ethnicity.

Kata Kunci : Kata Kunci: Interseksionalitas, Gender, Kolonialisme, Feminisme., Struktur Kekuasaan.

  1. S2-2022-450001-abstract.pdf  
  2. S2-2022-450001-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-450001-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-450001-title.pdf