Uji Deteksi dan Identifikasi Morfologi Blastocystis hominis pada Anak dengan Infeksi HIV di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

MADE BAYU PERMASUTHA, dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes., Ph.D

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU BIOMEDIK

Latar Belakang: Kasus HIV yang masih menjadi masalah global, telah menginfeksi lebih dari 38 juta orang dan lebih dari satu juta anak. Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan prevalensi penyakit ko-infeksi salah satunya adalah Blastocystis hominis. Hingga saat ini penelitian B. hominis pada ADHA belum pernah dilakukan. Infeksi Blastocystis memiliki variasi gejala, memiliki variasi morfologi, dan modalitas diagnosis yang bervariasi menyebabkan penyakit ini susah ditegakkan bahkan sering terabaikan. Tujuan: Untuk mengetahui proporsi infeksi B. hominis pada ADHA, faktor risiko, perbedaan manifestasi klinis dari temuan mikroskopis, dan identifikasi morfologi B. hominis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan pada 38 anak dengan HIV/AIDS di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pemeriksaan spesimen feses dilakukan dengan metode pemeriksaan mikroskopis, kultur dengan medium Jones, dan PCR. Hasil: Dari 38 sampel yang diteliti, sebanyak 31 (81,6%) ditemukan positif B. hominis berdasarkan pemeriksaan mikroskopis langsung, kultur, dan PCR. Analisis faktor risiko baik secara univariat dan multivariat hanya menemukan durasi terapi sebagai faktor risiko yang bermakna (AOR 6,54 (CI 95% 1,09-39,20), P=0,04). Analisis hubungan manifestasi klinis dengan temuan B. hominis tidak bermakna secara signifikan (P>0,99). Hasil kultur menunjukkan morfologi utama (vakuolar, granuler, amoeboid, dan kista) dan reproduktif (pembelahan biner, tunas, dan endodiogeni). Kesimpulan: Proporsi B. hominis pada ADHA masih sangat tinggi. Beberapa infeksi tidak menunjukkan manifestasi klinis, sehingga pemeriksaan langsung penting dilakukan untuk identifikasi parasit

Background: Number of people living with HIV were approximately more than 38 million and more than one million children across the globe. The COVID-19 pandemic has caused changes in the prevalence of co-infectious diseases, that is Blastocystis hominis. Until now, B. hominis research on children living with HIV/AIDS has never been done. Blastocystis infection has a variety of symptoms, has a variety of morphology, and a variety of diagnostic modalities, making the disease difficult to diagnosed and often misdiagnosed or underdiagnosed. Objectives: To determine the proportion of B. hominis infection in children living with HIV/AIDS, risk factors, differences in clinical manifestations from microscopic findings, and to determine the morphological findings of B. hominis. Methods: This is a cross-sectional study conducted on 38 children with HIV/AIDS at Dr. Sardjito Central Hospital in Yogyakarta. Stool specimen examination was carried out by microscopic examination, culture with Jones medium, and PCR. Results: Out of the 38 samples studied, 31 (81.6%) were found to be positive for B. hominis based on direct microscopic examination, culture, and PCR. Univariate and multivariate risk factor analysis only found duration of therapy as a significant risk factor (AOR 6.54 (CI95% 1.09-39.20), P=0.04). Analysis of the clinical manifestation association with the findings of B. hominis was not significantly significant (P>0.99). The culture results showed that the main morphology (vacuolar, granular, amoeboid, and cystic) and reproductive (binary fission, budding, and endodiogeny) could be seen. Conclusion: The proportion of B. hominis in children living with HIV/AIDS is still high. This infection often does not cause symptoms, so direct parasite examination still needs to be done.

Kata Kunci : ADHA, Blastocystis hominis, diagnosis, morfologi, Yogyakarta