Adaptasi Pedagang Pasar Klithikan Pasca Relokasi Pasar Kowen Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta
RIZKA NUR AMBARWATI, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si.
2021 | Tesis | MAGISTER PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANPasar klithikan termasuk pasar tradisional yang beroperasi dalam perdagangan barang bekas. Di Yogyakarta banyak ditemukan pasar klithikan yang beroperasi pada hari pasaran tertentu. Salah satunya adalah pasar klithikan yang ada di Jalan Godean. Kehadiran pasar klithikan Jalan Godean memberikan ruang kepada pedagang untuk menjajakan dagangan mereka. Akan tetapi di sisi lain, hal tersebut melanggar peraturan tata ruang dan wilayah. Seperti terganggunya lalu lintas, tidak tertatanya pedagang, tidak disediakan lahan parkir yang layak, dan mengganggu aktivitas warga sekitar. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kalurahan Sidoagung bekerja sama dengan Pemerintah Kalurahan Sidokarto untuk melakukan relokasi pasar klithikan menuju ke lokasi yang lebih layak. Pemerintah Kalurahan Sidokarto ditunjuk sebagai penyedia lahan dan pengelola pasar klithikan. Di lahan seluas 2 ha, dibangun pasar klithikan yang diberi nama Pasar Kowen. Pasar Kowen dibangun menggunakan dana APBD Kabupaten Sleman selama dua tahun dari tahun 2017 dan resmi beroperasi pada tahun 2019. Saat ini pengelola masih berupaya untuk pembangunan dan pengembangan demi mengakomodasi kepentingan pedagang. Perpindahan lokasi tentu memaksa pedagang untuk melakukan adaptasi dalam berbagai aspek. Tidak menutup kemungkinan, pedagang harus memulai dari awal. Terutama bagi mereka yang mengalami dampak seperti berkurangnya pendapatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara adaptasi pedagang pasar klithikan setelah direlokasi ke Pasar Kowen, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kowen, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Desain penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling untuk menentukan informan. Informan dari penelitian ini adalah pedagang klithikan yang menjadi penerima program reloaksi dari Jalan Godean ke Pasar Kowen, pengurus Pasar Kowen, dan Pemerintah Kalurahan Sidokarto. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Metode uji keabsahan data menggunakan triangulasi. Penerapan kebijakan relokasi memiliki dampak positif. Seperti terurainya kemacetan, peningkatan solidaritas, peningkatan keamanan, dan peningkatan kenyamanan. Dari segi ekonomi, pedagang mengaku mengalami penurunan penghasilan. Akan tetapi hal ini masih menjadi perdebatan. Apakah Penurunan pendapatan murni disebabkan karena relokasi atau karena pandemi covid-19. Mengingat pelaksanaan relokasi hampir bersamaan dengan terjadinya pandemi. Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, pedagang klithikan melakukan berbagai macam adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi yang dilakukan oleh pedagang pasar klithikan pasca direlokasi ke Pasar Kowen. Pertama, melakukan kerja sama antar stakeholder yang berkaitan seperti sesama pedagang dan penyedia barang dagangan. Kedua, menjaga kepercayaan pedagang dan pelanggan. Ketiga, mempromosikan barang dagangan baik secara offline maupaun online. Keempat, cara merespon kebijakan penataan lapak permanen dari pihak pengurus pasar. Adaptasi paling dominan yang digunakan pedagang adalah menjalin kerja sama dan menjaga kepercayaan antar stakeholder. Keduanya tidak bisa dipisahkan mengingat keterkaitan keduanya sangat penting dan melengkapi satu sama lain.
The klithikan market is a secondhand market. On particular market days in Yogyakarta, there are numerous klithikan markets. In Godean Street, there is a klithikan market. The klithikan market on Godean Street gives traders a place to sell their goods. However, it breaches spatial and regional restrictions, such as traffic congestion, unorganized traders, inadequate parking, and upsetting local residents' activities. To address this, the Sidoagung Village Government collaborated with the Sidokarto Village Government to relocate the klithikan market to a more appropriate location. The land provider and manager of the Klithikan market has been named the Sidokarto Village Government. A klithikan market named Pasar Kowen was erected on a 2-hectare plot of land. From 2017 to 2019, Pasar Kowen was built using Sleman Regency APBD money and opened for business. Currently, the manager is still attempting to construct and develop in order to meet the needs of traders. Traders are forced to adjust in a variety of ways when their trading sites change. It is doable, but traders must start from the beginning. Especially for individuals who are affected by factors like lower income. The goal of this study was to figure out how klithikan market traders adapted after moving to Pasar Kowen, Sidokarto, Godean, Sleman, and Yogyakarta. Pasar Kowen, Sidokarto, Godean, Sleman, and Yogyakarta were all visited for this study. The interviewees were chosen using a purposive sampling strategy and a qualitative descriptive research design. Klithikan traders who were relocated from Godean Street to Pasar Kowen, the administration of Pasar Kowen, and the Sidokarto Village Government were interviewed for this study. Interviews, observation, literature review, and documentation were used to gather data. Triangulation is a technique for determining the authenticity of data. The relocation policy's execution had a favorable impact, such as reducing traffic congestion, strengthening solidarity, improving safety, and improving comfort. Traders admit that their income has fallen from an economic standpoint. However, this is still a point of contention. The revenue drop is entirely attributable to relocation or the COVID-19 epidemic. Because the transfer took place practically concurrently with the outbreak of the pandemic, klithikan traders used a variety of adaptation tactics to adjust to the new environment. There are four ways of adaptation carried out by klithikan market traders after being relocated to Kowen Market. First, to cooperate with related stakeholders such as fellow traders and products providers. Second, maintain the trust of fellow traders and customers. Third, promote products offline and online. Fourth, how to respond to the permanent stall arrangement policy from the market management. The most dominant adaptation used by traders is to establish cooperation and maintain trust between stakeholders. Both of them cannot be separated because they are very important and they complement each other.
Kata Kunci : Pasar Klithikan, Relokasi, Pedagang, Adaptasi