RANCANGAN MODEL BISNIS KUE DAN ROTI BERBASIS GULA SABU: TI AMO BAKERY
C C ADHISTY MANUNAIT, Rocky Adiguna, SE., M.Sc., Ph.D.,
2022 | Tesis | Magister ManajemenMenurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Industri makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang positif. Pada kuartal pertama 2021 pertumbuhannya mencapai 2,45% yang merupakan pertumbuhan tertinggi di sektor industri pengolahan yang berdampak positif terhadap penyediaan makanan dan minuman/restoran di Kota Kupang pada bulan Mei 2021. Hal tersebut mengindikasikan adanya kesempatan bagi pelaku usaha terutama dalam bidang toko kue dan roti (bakery). Gula Sabu merupakan olahan mayoritas petani di Kabupaten Sabu, Nusa Tenggara Timur yang dapat digunakan sebagai bahan baku makanan, serta merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat Kabupaten Sabu. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan model bisnis yang tepat untuk Ti Amo Bakery. Desain penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi, yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan survei dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menjadi peta empati dan kanvas model bisnis. Penelitian ini juga menggunakan analisis kelayakan ekonomi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan analisis skenario. Mitigasi risiko dan strategi keluar juga disiapkan apabila usaha tidak berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa pelanggan tertarik untuk membeli kue dan roti berbahan dasar gula Sabu. Pelanggan menginginkan varian rasa dan produk yang beragam, produk yang higienis serta harga yang terjangkau. Berdasarkan analisis kelayakan ekonomi, Ti Amo Bakery memiliki proyeksi nilai sebesar Rp 122.093.808 yang merupakan hasil NPV positif. IRR yang didapatkan, yaitu 35% dan PP Ti Amo Bakery selama 18 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa model bisnis Ti Amo Bakery layak untuk dijalankan.
According to the report from Indonesian Statistic Bureau, food and beverage industry shows positive growth. In the first quarter of 2021, the growth reaches 2.45%, which is the biggest growth in processing industry sector that positively affect the availability of food and beverages in Kupang City on May 2021. This indicates the opportunity of new business entrants, specifically on bakery industry. Gula Sabu is a processed material produced by the farmer in Sabu, East Nusa Tenggara, that could be used as food ingredients, which also a part of income stream for the people in Sabu. This research intends to create a business plan modelling suitable for Ti Amo Bakery. The research design is descriptive-qualitative with triangulation technique used as the data collection method. Survey and interview are used to collect the data. The data gathered are utilized to formulate the empathy map and business model canvas. This research uses financial analysis such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) and scenario analysis. Risk mitigation and exit strategy is prepared to tackle any potential disruption in the business. Based on the result, it can be concluded that the customer interested in buying cake and bread baked with gula Sabu as the main ingredients. Customers expect more variance in taste, hygienic product, more range of product offering and affordable price. Based on the financial analysis, Ti Amo Bakery is projected to have a positive NPV of Rp 122,093,808. IRR is projected to be 35% and PP of Ti Amo Bakery is 18 months which shows that the business is feasible to run.
Kata Kunci : Gula Sabu, bakery, peta empati, kanvas model bisnis, analisis kelayakan bisnis, rencana fungsional bisnis