Laporkan Masalah

POLA TERAPI PASIEN COVID-19 DERAJAT BERAT/KRITIS SERTA LUARAN KLINIKNYA (Kajian Serial Kasus di RSUD Yogyakarta)

FARISA LUTHFIANA, Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., P.hD., Apt. ; Dr. Ika Puspitasari, M.Si., Apt.

2021 | Tesis | MAGISTER FARMASI KLINIK

Pasien COVID-19 gejala ringan sampai sedang banyak mengalami perbaikan setelah mendapatkan pengobatan, akan tetapi pada pasien gejala berat/kritis di ICU memiliki mortalitas yang lebih tinggi walaupun telah mendapatkan terapi. Terapi yang ditemukan di lapangan masih sangat beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik klinis dan pola pengobatan pasien COVID-19 dengan gejala berat/kritis di RSUD Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan serial kasus (case series) pada sepuluh pasien COVID-19 dengan gejala berat/kritis yang membaik dan sepuluh pasien COVID-19 dengan gejala berat/kritis yang meninggal, data diambil secara retrospektif melalui rekam medik pasien COVID-19 rawat inap pada periode 1 Januari -31 Juli 2021. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif. Penelitian ini diharapkan menjadi sarana pembelajaran bagi praktisi dan referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai pola penggunaan obat pasien COVID-19 dengan gejala berat/kritis . Rerata profil terapi kelompok pasien meninggal dan membaik sebagai berikut, kelompok membaik Kelompok pasien meninggal 100 % menggunakan antivirus, 100 % menggunakan antibiotik, 90% menggunakan antiinflamasi, 80% antikoagulan dan terapi tambahan ( 60 % NAC, 10% kolkisin). Kelompok pasien membaik 100 % menggunakan antivirus, 100% menggunakan antibiotik, 80 % menggunakan antiinflamasi, 90% menggunakan antikoagulan, terapi tambahan (90% NAC, 30% kolkisin). Rerata D-dimer pada kelompok pasien meninggal lebih tinggi (1816,024 ± 2559,16003 vs 697,682 ± 430,9003, P = 0,049) dan rerata NLR kelompok pasien lebih tinggi saat admisi (11,276 ± 9,3334 vs 4,492 ± 3,3400, P = 0,001). Hasil penelitaian menginformasikan kelompok pasien meninggal dan kelompok pasien membaik memiliki kemiripan pada profil terapi. Terdapat hal lain yang diduga menjadi potensi penyebab pasien COVID-19 gejala berat/kritis meninggal walaupun sudah diberikan terapi yang sama yaitu adaya perbedaan yang signifikan pada nilai D-dimer dan NLR yang tinggi menyebabkan terapi yang didapat tidak begitu berperan pasien mengalami perbaikan klinis.

Most of mild or moderate COVID-19 patients show improvement after receiving treatment, however severe/critical COVID-19 patients in the ICU had a higher mortality even though they had received therapy. Medication therapies use in clinical setting are still very diverse. The objective of study to determine the clinical characteristics and treatment patterns of severe/critically ill COVID-19 at the Yogyakarta City Hospital. This was a descriptive case series study in 10 survival and 10 non-survival severe or critically ill COVID-19 patients, the data were taken retrospectively through the medical records of hospitalized COVID-19 patients in January - July 2021. The data were obtained to get an overview of clinical characteristics and medication patterns. This research is expected to become a source for health care practitioners learning and a reference for further research regarding therapy study in severe/critically ill COVID-19 patients. The mean of profile medication between non survival and survival group was follow. Non survival group was using 100% antivirals, 100% antibiotics, 90% antiinflammatory drugs, 80% anticoagulants and adjunctive therapy (60% NAC, 10% colchicine). survival group was using 100% antiviral, 100% antibiotics, 80% antiinflammatory, 90% anticoagulants, adjunct therapy (90% NAC, 30% colchicine). The mean D-dimer in non-survival group was higher compared to survival gorup at admission (1816,024 ± 2559,16003 vs. 697,682 ± 430,9003, P = 0.049) and also the mean NLR in the non-survival group was higher than survival group at the admission(11,276 ± 9,3334 vs 4,492 ± 3,3400, P = 0.001). The results of the study informed us that both survival and non-survival groups had similarities in the medication profile. The significant difference in higher D-dimer and NLR values in the non-survival group is suspected cause of patient failure to response treatment.

Kata Kunci : COVID-19, case series, therapy, clinical characteristics

  1. S2-2021-447905-abstract.pdf  
  2. S2-2021-447905-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-447905-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-447905-title.pdf  
  5. S2-2022-447905-abstract.pdf  
  6. S2-2022-447905-bibliography.pdf  
  7. S2-2022-447905-tableofcontent.pdf  
  8. S2-2022-447905-title.pdf