Laporkan Masalah

Analisis Potensi Pengelolaan Sampah Anorganik di Kota Yogyakarta dengan Memanfaatkan Bank Sampah

HYLDAN NATAWIGUNA, Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

Sampah merupakan suatu produk sampingan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup terutama oleh manusia yang dapat menjadi polutan yang mencemari tanah, badan air, dan udara jika tidak dikelola. Upaya pemerintah dalam meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah tercermin pada terbitnya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 21 tahun 2014 tentang Pedoman Penanganan Sampah, Perizinan Usaha Pengelolaan Sampah, dan Kompensasi Lingkungan yang kemudian direspon oleh Walikota Kota Yogyakarta melalui Peraturan Walikota nomor 67 tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Kota Yogyakarta dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sehingga lahirlah bank sampah yang dikelola oleh masyarakat. Meskipun jumlah bank sampah dan ansabah yang terdaftar setiap tahunnya meningkat, hal ini tidak diiringi dengan peningkatan jumlah sampah terkelola oleh bank sampah. Maka dari itu, perlu suatu upaya pendekatan agar potensi pengelolaan sampah anorganik memanfaatkan bank sampah dapat ditingkatkan sehingga keuntungan yang didapatkan pengelola bank sampah dapat meningkat. Pemanfaatan sistem informasi geografis digunakan untuk memetakan potensi sampah dan mencari titik strategis pengelolaan sampah berdasarkan jumlah timbulan, keaktifan nasabah, dan tren pengumpulan sampah. Berikutnya dimodelkan suatu usaha bisnis pengelolaan sampah menggunakan BMC yang dianalisis kelayakannya menggunakan metode CAPEX dan OPEX. Berdasarkan hasil penelitian, sampah yang paling berpotensi untuk diolah oleh masyarakat adalah sampah kertas untuk dijadikan kertas daur ulang. Satu usaha daur ulang sampah kertas berkapasitas 30 kg per hari berpotensi meningkatkan tingkat daur ulang sampah kertas di Kota Yogyakarta sebesar 0,03 persen (7,2 ton) setiap tahunnya.

Waste is a by-product resulting from various activities carried out by living beings, especially by humans, which can be pollutes soil, water bodies, and air if not well managed. The government's efforts to increase the role of the community in waste management are reflected in the issuance of the Governor of the Special Region of Yogyakarta number 21 of 2014 concerning Guidelines for Waste Handling, Business Licensing of Waste Management, and Environmental Compensation which was then responded by the Mayor of Yogyakarta City through Mayor Regulation number 67 of 2018 concerning Policies and Strategy of Yogyakarta City in the Management of Household Waste and Household-Like Waste so that a waste bank managed by the community was born. However, the increase in the number of waste banks is not in line with the increase in the amount of managed waste each year. Therefore, an approach is needed to create a strategy in order to enhance waste banks performace in managing waste. Utilization of geographic information systems is used to locate waste potential and find strategic points for waste management based on the amount of generation, customer activity, and waste collection trends. Next, a waste management business is modeled using BMC whose feasibility is analyzed using the CAPEX and OPEX methods. Based on the research results, recycled paper production is the most potential business to be run by the community. A recycled paper business with a capacity of 30 kg per day has the potential to increase the recycling rate of paper waste in Yogyakarta City by 0.03 percent (7.2 tons) annually.

Kata Kunci : Bank Sampah,SIG,BMC,Bisnis Sampah,Daur Ulang

  1. S2-2022-435087-abstract.pdf  
  2. S2-2022-435087-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-435087-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-435087-title.pdf