Laporkan Masalah

THE BORDER-CROSSING WOMEN: A Cross-Communitarian Reading of Muslim and Christian Women in North Wendewa and Watu Asa Village, Central of Sumba

SURYANINGSI MILA, Dr. Fatimah Husein; Dr. Daniel K. Listijabudi

2022 | Disertasi | DOKTOR INTER-RELIGIOUS STUDIES

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik pembacaan lintas tekstual di ranah komunitas lintas agama, khususnya dalam konteks perempuan Muslim dan Kristen di Desa Wendewa Utara dan Watu Asa, Sumba Tengah. Secara umum, peran perempuan dalam memelihara dan membangun perdamaian sangat signifikan melalui dialog kehidupan dan dialog aksi. Namun, dialog perempuan di seputaran teks kitab suci sangat terbatas. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk merangkul pengalaman dan suara perempuan dalam ruang pembacaan lintas teks lintas komunitas. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang berisi diskusi kelompok terfokus, pengamatan terlibat dan wawancara mendalam dengan perwakilan perempuan peserta dan tokoh agama serta tokoh adat. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa proses pembacaan lintas teks lintas komunitas dalam batas tertentu dapat berjalan sebagai ruang dialog dan refleksi. Diskusi mereka lebih praktis dan reflektif, yang berhubungan langsung dengan pengalaman keseharian mereka. Memang model yang ditawarkan Listijabudi sudah lengkap, namun saya hanya menekankan posisi ordinary readers (para pembaca biasa) dalam konteks sosialnya. Meskipun basis perjumpaan adalah teks, namun pembaca lebih fokus pada relevansi bacaan dengan kehidupan sehari-hari tanpa menggali teks secara hermeneutis. Untuk itu saya mengusulkan model pembacaan lintas komunitas yang mana pembaca biasa dalam komunitas lintas agama adalah kelompok yang berdialog dengan mempertukarkan refleksi mereka atas bacaan teks. Menariknya, pembacaan lintas komunitas telah membawa perempuan pada pengalaman melintasi batas dengan memasuki teks bacaan dari komunitas agama lain sebagai proses belajar dan bertumbuh bersama, saling memperkaya dan memberdayakan. Di sini, petualangan seputar pembacaan lintas teks mendorong kelompok agama untuk evaluasi dan refleksi diri untuk semakin mengenal diri sendiri melalui perjumpaan dengan yang lain. Pembacaan lintas komunitas adalah bagian dari dialog lintas agama seputaran tema-tema yang beresonansi dengan realitas sehari-hari dari masing-masing komunitas. Model membaca ini dapat menjadi jembatan untuk menjaga dan membangun perdamaian yang dapat mencegah konflik agama.

This research aims to examine the practice of communitarian cross-textual reading in interreligious communities, especially between Muslim and Christian women in North Wendewa and Watu Asa village, Central of Sumba. In general, the role of women in peacekeeping and peacebuilding is very significant through a dialogue of life e and dialogue of action. Meanwhile, the discussion around scriptural reading texts is very limited. For this reason, this study aims to embrace women�s experiences and voices in the space of cross-communitarian reading. The method employed is qualitative research which contains focus group discussions, participant observation, and in-depth interviews with representatives of women's participants and religious leaders as well as traditional leaders. From this study, it was found that the process of reading can run to some extent as a space of dialogue and reflection. Their reading is more practical and reflective, which is directly related to their daily reflection. Indeed, the model offered by Listijabudi is complete, yet, I just emphasize the position of ordinary readers within their social context. Although the basis of the encounter is text, the readers focus more on the relevance of the reading to their daily lives without digging into the text hermeneutically. Therefore, I propose a model of cross-communitarian reading which focuses on the role of ordinary readers in interreligious communities who have a dialogue by crossing their reflections on the textual readings. Interestingly, cross-communitarian reading brings women to the experience of crossing borders by entering other areas of reading texts as a process of learning and growing together for mutual empowerment. Here, an adventure around communitarian cross-textual reading encourages religious groups for self-evaluation and reflection to know themselves through encounters with others. A cross-communitarian reading is part of the interreligious dialogue and interreligious reading around such themes that resonate with the everyday reality of each community. This model of reading can be a bridge for peace-keeping and peace-building to prevent any religious conflicts and maintain the relationship of each religious group.

Kata Kunci : pembacaan lintas komunitas, pembaca biasa, tafsiran praktis dan reflektif, pengalaman melintasi batas/ cross-communitarian reading, ordinary readers, practical and reflective reading, crossing-border women

  1. S3-2022-422665-abstract.pdf  
  2. S3-2022-422665-bibliography.pdf  
  3. S3-2022-422665-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2022-422665-title.pdf