Peran Pengalaman Trauma Pada Masa Kanak-Kanak Terhadap Fleksibilitas Kognitif Individu Dewasa Awal
TSANIA NADHIRA, Kwartarini Wahyu Yuniarti, Prof. M.Med.Sc., Ph.D., Psikolog
2022 | Skripsi | S1 PSIKOLOGIFleksibilitas kognitif dibutuhkan oleh individu untuk memilah berbagai pilihan ketika berhadapan dengan situasi yang tidak terduga dan perubahan yang cepat. Fleksibilitas kognitif sering dikaitkan dengan pengalaman trauma sepanjang rentang kehidupan mengingat bagian otak yang berperan dalam kemampuan ini, yaitu korteks prefrontal, juga turut memproses input emosional. Meskipun demikian, masih sedikit penelitian yang menyelidiki peran pengalaman traumatis yang terjadi pada masa kanak-kanak terhadap fleksibilitas kognitif, khususnya dalam konteks tahap perkembangan dewasa awal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran trauma pada masa kanak-kanak terhadap fleksibilitas kognitif individu dewasa awal menggunakan metode sequential explanatory. Sebanyak 275 mahasiswa diploma atau sarjana Universitas Gadjah Mada dengan rentang usia 18-25 tahun telah mengisi instrumen Adverse Childhood Experiences-International Questionnaire (ACE-IQ) dan Cognitive Flexibility Scale (CFS) secara daring. Hasil dari penelitian ini diolah menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis tematik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman trauma pada masa kanak-kanak dapat memprediksi fleksibilitas kognitif individu dewasa awal. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan karakteristik perkembangan pada usia saat peristiwa trauma dialami, lingkungan sosial, tingkat pendidikan dan status sosial-ekonomi, dan tingkat spiritualitas serta melakukan pengukuran kinerja melalui metode eksperimen.
Cognitive flexibility is needed by individuals to sort out various options when dealing with unpredictable situations and rapid changes. Cognitive flexibility is often associated with lifetime traumatic experiences considering the brain region that is used to control it called prefrontal cortex is also associated to emotional input. Nonetheless, there is still scarce research investigating the role of traumatic experiences that occurred in childhood on cognitive flexibility, particularly in early adulthood developmental stage. This study aims to examine the role of childhood trauma on adulthood cognitive flexibility using sequential explanatory method. A total of 275 diploma or undergraduate students of Gadjah Mada University with the age between 18 to 25 years have filled out the online Adverse Childhood Experiences-International Questionnaire (ACE-IQ) and Cognitive Flexibility Scale (CFS). The finding analyzed by simple linear regression and thematic analysis indicated that childhood trauma experiences predict cognitive flexibility of early adult individuals. Further research is expected to consider developmental characteristics at the age which trauma experienced, social environment, education and socioeconomic status, and spiritual level as well as doing the performance measurement through the experimental method.
Kata Kunci : dewasa awal, fleksibilitas kognitif, fungsi eksekutif, perkembangan, trauma masa kanak-kanak