Analisis Toponim Kota Madiun

WISUDAWAN PUTRA, Ari Cahyono, S.Si., M.Sc.

2022 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH

Data spasial dasar termasuk toponim merupakan komponen yang wajib ada pada peta. Perkembangan teknologi mendorong sumber dari data spasial yang semakin banyak dan mudah diakses. Disisi lain hal tersebut dapat menyebabkan adanya perbedaan dari data-data yang terkandung, khususnya batas wilayah administrasi dan toponim. Kajian data-data tersebut dengan aturan baku yang sudah ada menjadi menarik untuk dikaji terkait dengan tingkat kesesuainnya. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) Mengetahui tingkat kelengkapan dan akurasi data spasial Kota Madiun dari berbagai sumber data, (2) Mengetahui kesesuaian toponim dengan prinsip pembakuan nama rupabumi, (3) Mengetahui komposisi toponim berdasarkan jenisnya. Data yang digunakan bersumber dari data resmi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun serta sumber populer dari Google Maps (Gmaps) dan Open Street Map (OSM). Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 2021 dan Peraturan BIG nomor 6 tahun 2017 digunakan sebagai acuan pembakuan nama rupabumi. Hasil penelitian menunjukkan data dasar berupa batas administrasi tidak konsisten dari semua sumber data. Sedangkan untuk data toponim, data dari Gmaps menunjukkan data paling lengkap dan akurat. Sedangkan data resmi dari BIG terdapat penulisan yang kurang sesuai dan satu kesalahan toponim. Sumber data resmi lain yaitu BPS sudah lengkap tetapi terdapat penulisan ejaan yang kurang sesuai. Data dari sumber OSM kurang lengkap karena ada satu nama kelurahan yang tidak tercantum dan juga terdapat penulisan toponim dengan ejaan yang kurang sesuai.

Basic spatial data including toponyms is a main component on the map. Technological developments encourage more and more accessible sources of spatial data. On the other hand, this can cause differences in the data contained, especially administrative boundaries and toponyms. The study of these data with standard rules that already exist becomes interesting to study related to the level of conformity. The purposes of this study are (1) Knowing the level of completeness and accuracy of Madiun City spatial data from various data sources, (2) Knowing the suitability of toponyms with the principle of standardization of toponymous names, (3) Knowing the composition of toponyms by type. The data used is sourced from official data from the Geospatial Information Agency (BIG) and the Central Statistics Agency (BPS) of Madiun City as well as popular sources from Google Maps (Gmaps) and Open Street Map (OSM). Government Regulation number 2 of 2021 and Regulation of BIG number 6 of 2017 are used as a reference for standardizing topographical names. The results showed that the basic data in the form of administrative boundaries were inconsistent from all data sources. As for toponym data, data from Gmaps shows the most complete and accurate data. Meanwhile, the official data from BIG contains incorrect writing and one toponym error. Another official data source from BPS, is complete but there are spelling errors that are not appropriate. Data from OSM sources is incomplete because there is one village name that is not listed and there is also a toponym with incorrect spelling.

Kata Kunci : toponim, nama rupabumi, prinsip pembakuan