PENGARUH PERUBAHAN SETING FISIK TERHADAP ATRIBUT RUANG KOMUNAL (STUDI KASUS RUMAH DERET PRINGGODANI KAMPUNG PRINGGADING KALI PEPE SURAKARTA)

SURYANING SETYOWATI, Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng., IPM., Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MURP., Ph.D., Diananta Pramitasari, S.T., M.Eng., Ph.D.

2022 | Disertasi | DOKTOR ARSITEKTUR

motivasi pemukim untuk merubah seting fisik ruang bantaran menjadi ruang komunal. Peristiwa tersebut dilakukan oleh pemukim rumah deret Pringgodani. Hal ini dimungkinkan akan berpengaruh pada munculnya atribut baru pada ruang komunal yang diciptakan. Kesenjangan antara atribut yang telah ada (teoritik) dengan kenyataan yang terjadi di lapangan (empirik) perlu dijembatani melalui eksplorasi tentang pengaruh perubahan seting fisik terhadap atribut ruang komunal. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan perubahan perilaku (aktifitas dan seting fisik), menemukan atribut lingkungan yang muncul karena perubahan seting fisik dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemunculan atribut lingkungan yang muncul. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan kasus tunggal dengan fokus penelitian pada perilaku (aktifitas dan seting fisik). Hasil yang diperoleh berupa atribut ruang komunal yang ditemukan karena pengaruh perubahan seting fisik pada Rumah Deret Pringgodani, Kampung Pringgading, Kali Pepe Surakarta ada 9 atribut lingkungan yaitu kenyamanan thermal, aktifitas, kemudahan akses/ aksesibilitas, kepadatan, sosialitas, makna, teritorialitas, oportunitas, dan adaptabilitas. Hasil perbandingan dengan proposisi dari 9 atribut ruang komunal yang ditemukan terdiri dari 7 atribut yang sesuai dengan teori atribut lingkungan yaitu kenyamanan thermal, aktifitas, kepadatan, sosialitas, kemudahan akses/ aksesibilitas, adaptabilitas, makna, oportunitas dan teritorialitas. Sedangkan ditemukan 2 atribut tambahan yaitu oportunitas dan teritorialitas sebagai modifikasi teori. Hasil temuan yang diperoleh dapat berkontribusi bagi akademisi guna menambah referensi tentang ilmu arsitektur lingkungan dan perilaku. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi praktis dapat memberikan masukan konsep perancangan perbaikan lingkungan permukiman dan kebijakan kepada pemerintah tentang mekanisme kontrol pada hasil penataan lingkungan permukiman.

The need for communal space in a minimalist residential environment motivates the settlers to change the physical setting of the bank space into a communal space. The incident was carried out by residents of the Pringgodani row house. It is possible that this will affect the emergence of new attributes in the created communal space. The gap between the existing attributes (theoretical) and the reality that occurs in the field (empirical) needs to be bridged through an exploration of the effect of changes in physical settings on the attributes of communal spaces. This study aims to describe changes in behavior (activities and physical settings), find environmental attributes that arise due to changes in physical settings and factors that influence the emergence of environmental attributes that appear. The method used is a case study. While the focus of this research is behavior (activity and physical setting). The results obtained in the form of communal space attributes that were found due to the influence of changes in physical settings at the Pringgodani Row House, Pringgading Village, Kali Pepe Surakarta, there were 9 environmental attributes, namely thermal comfort, activity, ease of access/accessibility, density, sociality, meaning, territoriality, opportunity, and adaptability. The results of the comparison with the proposition of the 9 attributes of communal space found consist of 7 attributes that are in accordance with the theory of environmental attributes, namely thermal comfort, activity, density, sociality, ease of access/accessibility, adaptability, meaning, opportunity and territoriality. Meanwhile, 2 additional attributes were found, namely opportunity and territoriality as a modification of the theory. The findings obtained can contribute to academics in order to add references to the science of environmental architecture and behavior. In addition, it can also provide practical contributions to provide input on the concept of designing residential environmental improvements and policies to the government regarding control mechanisms on the results of structuring the settlement environment.

Kata Kunci : perbaikan permukiman, perubahan seting fisik, atribut lingkungan, ruang komunal, studi kasus, Surakarta �