Laporkan Masalah

BATIK KUJUR: ALTERNATIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN TANJUNG ENIM KOTA WISATA (STUDI KASUS DI DUSUN TANJUNG, TANJUNG ENIM, KECAMATAN LAWANG KIDUL, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN)

HANNA RAHMAYANI W, Dr. Bambang Hudayana, M.A.

2022 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Batik Kujur ialah kerajinan membatik yang mengangkat kearifan lokal masyarakat Tanjung Enim. Batik Kujur sendiri dibuat sebagai salah satu bentuk dari megaproyek �Tanjung Enim Menuju Kota Wisata� oleh CSR di Tanjung Enim yakni PT Batubara Bukit Asam (PTBA). Bersama dengan perwakilan dari masyarakat Tanjung Enim, PTBA dan pemda dalam satu forum diskusi yang terfokus untuk menonjolkan hasil kebudayaan masyarakat Tanjung Enim. Selain itu, program kota wisata Tanjung Enim ini dibuat sebagai keberlangsungan kota tambang Tanjung Enim ketika batubara telah habis atau perusahan tambang batubara tidak produktif lagi. Selama 100 tahun, kehidupan ekonomi masyarakat Tanjung Enim bertumpu pada keberlangsungan aktivitas tambang batubara. Untuk mempersiapkan masyarakat Tanjung Enim, perusahaan tambang batubara PTBA melalui CSR (Corporate Social Responsibility) untuk kembali menonjolkan hasil-hasil kebudayaan lokal salah satunya dengan memberdayakan masyarakat Dusun Tanjung dalam membuat kerajinan batik Kujur dan sebagai momentum awal perkembangan �Tanjung Enim Menuju Kota Wisata�. Penelitian ini dibuat demi menjawab pertanyaan bagaimana partisipasi masyarakat Dusun Tanjung dalam mengembangkan Batik Kujur serta bagaimana penguatan aset lokal (Batik Kujur) mempengaruhi emansipasi masyarakat Dusun Tanjung. Demi menjawab pertanyaan penilitian tersebut digunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan observasi serta wawancara mendalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2020, November sampai Desember 2020. Wawancara dilakukan dengan lima informan yang terdiri dari satu orang informan pemangku adat Dusun Tanjung, satu orang informan dari PTBA, tiga orang informan pengerajin batik Kujur, dan satu pengusaha batik Kujur dengan rentang umur 35-81 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tanjung Enim mulai menyadari untuk mengurangi ketergantungan pada aktivitas penambangan batubara dengan berpartisipasi dalam membangun Tanjung Enim menjadi kota tujuan wisata. Pengembangan kota wisata ini mengarah pada kehidupan masyarakat tambang Tanjung Enim menjadi warisan budaya tambang di Indonesia. Selain itu, lewat penguatan aset lokal (Batik Kujur) untuk mendorong emansipasi masyarakat Dusun Tanjung mulai dibenahi dengan membangun jaringan pemasaran antara pemerintah daerah, perusahaan tambang batubara Bukit Asam serta menjadi produk yang dipakai sehari-hari.

Batik Kujur is a craft that raises local wisdom. People of Tanjung Enim. Batik Kujur itself is made as one form from the megaproject "Tanjung Enim Towards The City of Tourism" by CSR (Company Social Responsibility) in Tanjung Enim�s coal mining company known as PT Batubara Bukit Asam (PTBA). Together with representatives from the people of Tanjung Enim, PTBA and the local government hold a discussion forum focused on highlighting the cultural results of the Tanjung Enim community. In addition, Tanjung Enim tourist city program was made as the sustainability of tanjung Enim mining city when coal has been exhausted or coal mining companies are no longer productive. For a hundread years, the economic life of the people of Tanjung Enim rested on the sustainability of coal mining activities. To prepare the people of Tanjung Enim, the coal mining company PTBA through CSR to gain highlight the results of local culture one of them by empowering the people of Tanjung Enim in making Batik Kujur crafts and as the initial momentum of the development of "Tanjung Enim Towards Tourism City". This research was made to answer the questions of how the participation of the people of Dusun Tanjung in developing Batik Kujur and how the strengthening of local assets (Batik Kujur) affects the emancipation of the people of Dusun Tanjung. In order to answer the question, qualitative research methods are used by conducting observations and in-depth interviews. The study was conducted in January 2020, November to December 2020. The interview was conducted with five informants consisting of one informant from Tanjung Enim customary stakeholders, one informant from PTBA, three informants from Batik Kujur artisans, and one Batik Kujur entrepreneur with an age range of 35-81 years. The results showed that the people of Tanjung Enim began to realize to reduce dependence on coal mining activities by participating in building Tanjung Enim into a tourist destination city. The development of this tourist city leads to the life of the Tanjung Enim mining community into the cultural heritage of mining in Indonesia. In addition, through strengthening local assets (Batik Kujur) to encourage the emancipation of the people of Dusun Tanjung began to be addressed by building a marketing network between the local government, Bukit Asam coal mining company and became a product can be used daily.

Kata Kunci : pemberdayaan, batik Kujur, partisipasi, emansipasi

  1. S1-2022-399492-abstract.pdf  
  2. S1-2022-399492-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-399492-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-399492-title.pdf