Kapata Dalam Ritual Penobatan Raja di Negeri Allang, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku: Kajian Jenis dan Fungsi
HELMINA KASTANYA, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum.
2022 | Tesis | MAGISTER SASTRASastra lisan kapata adalah syair yang dilantunkan atau diucapkan dengan atau tanpa iringan alat musik. Kapata biasanya ditemukan dalam upacara adat, seperti penobatan raja. Penelitian ini dilakukan untuk memahami jenis dan fungsi sastra lisan kapata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek materialnya adalah syair kapata dalam ritual penobatan raja di Negeri Allang, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku sedangkan yang menjadi objek formal dalam penelitian ini adalah teori sastra lisan Lord dan Finnegan. Temuan dalam penelitian ini, yaitu jenis-jenis sastra lisan kapata dalam ritual adat penobatan raja terdiri atas dua yaitu 1) kapata yang terstruktur, dilantunkan, dan terbuka; dan 2) kapata yang tidak terstruktur, dituturkan dan tertutup. Selanjutnya, fungsi sastra lisan kapata dalam ritual penobatan raja antara lain: (1)kapata sebagai sarana manifestasi kelompok masyarakat Negeri Allang, (2)kapata sebagai sarana representasi nilai-nilai kepemimpinan di Negeri Allang, (3)kapata sebagai sarana legitimasi dalam ritual adat di Negeri Allang, (4)kapata sebagai bentuk pewarisan bahasa daerah di Negerai Allang, (5)kapata sebagai sarana dokumentasi sejarah Negeri Allang, (6) Kapata sebagai sarana kontrol sosial masyarakat Negeri Allang, (7) kapata sebagai sarana menumbuhkan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat Negeri Allang, dan (8) kapata sebagai sarana hiburan masyarakat. Hubungan antara jenis dan fungsi kapata yaitu keduanya merupakan komponen yang tidak terpisahkan di mana jenis kapata yang dilantunkan dan diucapkan merepresentasikan fungsi-fungsi yang ditemukan. Kapata yang dilantunkan merepresentasikan fungsi pewarisan bahasa daerah, dokumentasi sejarah, sarana menumbuhkan pariwisata, dan sebagai sarana hiburan masyarakat. Kapata yang diucapkan merepresentasikan fungsi sebagai sarana manifiestasi kelompok masyarakat, sebagai sarana representasi nilai-nilai kepemimpinan, sebagai bentuk pewarisan bahasa daerah, dan sebagai sarana kontrol sosial.
Kapata is a poem that is sung or spoken with or without the accompaniment of a musical instrument tifa. Kapata is usually found in traditional ceremonies, such as the coronation of the king. This research was conducted to understand the form and function of kapata oral literature. This research is qualitative research with the material object is kapata verse in the king's coronation ritual in Allang State, Central Maluku Regency, Maluku Province while the formal object in this study is the oral literary theory of Lord and Finnegan. The findings in this study, namely oral literary forms of kapata in the traditional ritual of the king's coronation consist of two, structured, chanted, and open words; and 2) unstructured, spoken and closed words. Furthermore, the function of kapata oral literature in the king's coronation ritual include: (1) kapata as a means of manifestation of the allang state community group, (2) kapata as a means of representation of leadership values in the Country of Allang 3) kapata as a means of legitimacy in customary rituals in Allang Country, (4) kapata as a form of regional language inheritance in Negerai Allang, (5) kapata as a means of documentation of the history of Allang State, (6) Kapata as a means of social control of the people of Allang State, (7) kapata as a means of growing tourism and creative economy of the people of Allang Country, and (8) kapata as a means of community entertainment. The relationship between the type and function of the kapata is both an inseparable component in which the type of kapata chanted and pronounced represents the functions found. Kapata is chanted to represent the function of regional language inheritance, historical documentation, means of growing tourism, and as a means of community entertainment. The spoken kapata represents a function as a means of manifesting a community group, as a means of representation of leadership values, as a form of regional language inheritance, and as a means of social control.
Kata Kunci : Sastra lisan, jenis, fungsi, kapata, penobatan raja/Oral literature, types, functions, kapata, coronation of kings