Laporkan Masalah

Dark-Reconciliation Tourism: Paket Wisata Napak Tilas di Kamp Tahanan Politik dan Situs Memori Tragedi 1965 di Jawa Tengah

PRAMESTI RANGGA SIWI, Ghifari Yuristiadhi, S.S., M.A.

2022 | Tugas Akhir | D4 Bisnis Perjalanan Wisata

Penelitian ini menggabungkan konsep wisata kelam (dark tourism) dan wisata rekonsiliasi (reconciliation tourism) dalam sebuah perjalanan napak tilas. Wisatawan akan diajak mengelilingi situs yang pernah dijadikan kamp tahanan politik dan tempat eksekusi korban kekerasan politik tahun 1965 di Jawa Tengah. Memori kolektif dari para penyintas maupun pelaku akan dihimpun kemudian dikemas dalam sebuah storytelling untuk dikisahkan kepada para wisatawan. Penelitian ini menjadi salah satu upaya alternatif untuk mewujudkan rekonsiliasi kasus Tragedi 1965 yang selama ini tidak pernah diwujudkan oleh negara. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi langsung, wawancara mendalam, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasilnya, dua dari tiga situs yang dijadikan objek penelitian telah dimanfaatkan sebagai destinasi wisata, namun pengelolaannya masih kurang maksimal. Jejak-jejak Tragedi 1965 pun seperti tidak pernah ditampilkan, atau bahkan sengaja dihilangkan. Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih memperhatikan pengelolaan situs-situs bersejarah tersebut agar lebih terjaga kelestariannya.

This study combines the concepts of dark tourism and reconciliation tourism in a retracing journey. Tourists would be invited to tour the sites that were once used as a camp for political prisoners and the execution site for victims of political violence in 1965 in Central Java. The collective memories of survivors and perpetrators would be collected and then packaged in storytelling to be told to tourists. This research was an alternative effort to realize the reconciliation of the Indonesian Massacre 1965 which has never been realized by the state. This type of research was qualitative using data collection methods in the form of direct observation, in-depth interviews, literature study, and documentation. As a result, two of the three sites used as research objects had been used as tourist destinations, but their management was still not optimal. The traces of the Indonesian Massacre 1965 seemed to have never been shown or even been deliberately omitted. The local government is expected to pay more attention to the management of these historic sites to maintain their sustainability.

Kata Kunci : wisata kelam, wisata sejarah, rekonsiliasi, Tragedi 1965, Kamp Plantungan, Situs Memori Plumbon, dark tourism, reconciliation tourism, Indonesian Massacre 1965

  1. D4-2022-450945-abstract.pdf  
  2. D4-2022-450945-bibliography.pdf  
  3. D4-2022-450945-tableofcontent.pdf  
  4. D4-2022-450945-title.pdf