ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA TERNAK KAMBING BLIGON PADA ZONA AGROEKOLOGI YANG BERBEDA DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAMBANG HARYANTO, Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng.; Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., MP., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng
2022 | Tesis | MAGISTER ILMU PETERNAKANPopulasi kambing di Kabupaten Bantul naik 79,80% selama 9 tahun dari 2010 sampai 2019. Salah satu jenis kambing yang dikembangkan adalah kambing Bligon. Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, perbukitan serta pesisir. Konsep keberlanjutan bersifat dinamis dan spesifik pada lokasi dan waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan usaha kambing Bligon pada zona agroekologi yang berbeda di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bantul pada 5 kapanewon mewakili zona perbukitan, dataran rendah dan pesisir pada bulan Oktober 2020 sampai dengan April 2021. Penelitian melibatkan 85 peternak dengan total 454 kambing Bligon. Analisis yang digunakan adalah analisis sustainability method untuk mengetahui keberlanjutan dari isu ekonomi, lingkungan dan sosial. Pemilihan indikator dilakukan melalui tinjauan pustaka, observasi lapangan, wawancara serta diskusi dengan informan kunci, responden maupun pakar yang terkait dengan penelitian. Indikator pada aspek ekonomi yang digunakan dalam analisis antara lain nilai ekonomi feses, tabungan, dan pendapatan total. Indikator pada aspek lingkungan yang digunakan adalah kualitas air bersih. Kualitas biologi air yang diukur adalah total E. coli dan Total coliform, sedangkan secara kimia menggunakan kandungan Nitrat (NO3-N), Nitrit (N02-N). Indikator pada aspek sosial terdiri dari jumlah ternak mati (mortalitas), konsumsi bahan kering, luas kandang, konsumsi air minum dan preferensi peternak. Usaha budidaya ternak kambing Bligon di Kabupaten Bantul pada zona perbukitan dan zona dataran rendah mempunyai nilai positif dan zona pesisir mempunyai nilai negatif pada analisis keberlanjutan usaha. Perbedaan nilai keberlanjutan ini disebabkan oleh cemaran bakteri e coli dan coliform yang sangat tinggi di zona pesisir.
Goat population in Bantul Regency increased by 79.80% for 9 years. One type of the goat that commonly kept is Bligon. Topographically, Bantul Regency is divided into lowlands, hilly and coastal areas. This study was aimed to analyze the sustainability of the Bligon goat production systems in different agroecological zones in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region Province. The research was conducted 5 kapanewon representing the hilly areas (Dlingo, Imogiri), lowlands (Pajangan) and coastal zones (Sanden and Srandakan) from October 2020 to April 2021. This study involved 31 farmers in the hilly, 34 farmers in the lowlands and 20 farmers in the coastal zone with an average livestock ownership of 4.42±4.15; 5.06 ±3.5; 7.95±4.41 heads. The sustainability method was used to determine the sustainability from an economic, environmental and social perspectives. Indicators selection was carried out through a literature review, interview, field observation and also discussions with key informants, respondents and experts related to the research. Indicators used in economic aspect were economic value of feces, savings and total income. Indicators used in the environmental aspect were water quality with E. coli and Total coliform, content of Nitrate (NO3-N) and Nitrite (N02-N). Social indicators data consisted of mortality, floor space, dry matter and water consumption and farmer preferences. Sustainability analysis of Bligon goat farming systems in Bantul Regency showed positive value in hilly and lowland zone and negative value in coastal zone. This difference results were caused by high e coli and coliform bacteria contamination in the coastal zone.
Kata Kunci : Kata kunci: Analisis keberlanjutan, Bantul, Kambing Bligon, Zona agroekologi, / Keywords: Sustainability analysis, Bantul, Bligon Goat, Agroecological zone