Pemanfaatan Fauna pada Peralihan Kala Terminal Pleistosen - Holosen Awal oleh Komunitas Penghuni Situs Ceruk Kelo 6, Pulau Obi, Maluku Utara

INDAH NURAFANI S, Dr. Anggraeni, M.A.

2022 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Peralihan kala geologis dari Pleistosen ke Holosen menjadi penanda penting dalam perkembangan budaya prasejarah, khususnya terkait perubahan cara bertahan hidup. Iklim yang berangsur menghangat pasca LGM berakibat pada perubahan lingkungan fisik pulau-pulau di Kawasan Wallacea. Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana komunitas prasejarah Situs Ceruk Kelo 6 beradaptasi dengan lingkungan fisik di sekitarnya selama periode peralihan Terminal Pleistosen sampai Holosen Awal, 12.000 sampai 9.000 BP. Pertanyaan yang diajukan adalah apa saja fauna yang ada pada situs dan bagaimana bentuk-bentuk pemanfaatnya, serta dari habitat manasajakah fauna-fauna tersebut diperoleh. Tujuannya adalah mengetahui karakteristik pemanfaatan fauna oleh komunitas prasejarah Situs Ceruk Kelo 6 serta gambaran mengenai area jelajahnya sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan pulau dengan sumberdaya yang terbatas. Sampel spesimen fauna diperoleh dari kegiatan ekskavasi percobaan oleh tim gabungan ANU dan UGM, pada kotak A spit A-16, A-17, dan A-18 dari layer 3. Spesimen diklasifikasi secara taksonomis kemudian dipetakan berdasarkan habitatnya. Analisis NISP dan MNI dilakukan untuk menghitung kelimpahan relatif yang mewakili keberadaan fauna pada situs dan intensitas koleksinya pada tiap-tiap habitat. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Konsep probabilisme lingkungan digunakan untuk memahami perilaku adaptasi komunitas terhadap lingkungan fisik yang terbatas. Jenis dan jumlah fauna menunjukkan bahwa komunitas prasejarah Situs Ceruk Kelo 6 memiliki kecenderungan memanfaatkan fauna-fauna kawasan pesisir (intertidal) dibandingkan pedalaman dan laut lepas. Hutan mangrove dan batu-batu karang merupakan dua habitat utama yang paling digemari. Kerang Bivalvia Geloina sp. dari hutan mangrove merupakan jenis kerang dengan jumlah kelimpahan tertinggi. Meskipun demikian, aktivitas perburuan juga tetap dilakukan pada fauna tertentu, khususnya kuskus. Diversitas jenis dan kelimpahan fauna pada situs, ukuran ceruk dan vegetasi sekitar ceruk, serta konteks temuan, menunjukkan penggunaan ceruk sebagai hunian sementara atau transit.

The shifting of the geological epoch from Terminal Pleistocene to Early Holocene has become a prominent phenomenon in prehistoric culture, especially regarding the changing of human survival strategy. The gradually-warms up climate subsequent to the LGM impacted the physical environment changes of the islands in the Wallacea region. through Zooarchaeology of environmental archaeology, this research emphasized Throughout on how does the prehistoric community of Kelo 6 Rockshelter Site adapted to their physical environment during the transition of Terminal Pleistocene � Early Holocene epoch, 12,000 � 9,000 BP. These conditions raise some research questions i.e. what fauna are found on the site and how were the forms of its utilization, as well as from which habitats were these fauna obtained. The aims are to find out the characteristic of fauna exploitation by the prehistoric community of the Kelo 6 Rockshelter Site and to obtain an overview of the catchment area as a form of their adaptation to the finite-resourced island. All of the faunal remains collected from the test pit excavation of Kelo 6, as the samples go to spit A-16, A-17, dan A-18 of layer 3. All the specimens are classified by their taxon and then mapped to their natural habitats. NISP and MNI are applied to analyze the relative abundance of each taxon represented on the site, as well as the exploitation intensity in each habitat. The main data are presented through tables and charts. The probabilism concept is used in order to give a better understanding of the Kelo 6 Rockshelter community's response to the finite-resourced physical environment around them. This research reveals that the prehistoric community of Kelo 6 Rockshelter tends to exploit intertidal zones more than pelagic and inland areas. In particular, mangrove and rocky shores are the most exploited habitat of all, where the Geloina sp. (Bivalvia) turns out to be the highest in relative abundance (MNI). However, hunting activities apparently are still carried out on certain fauna, especially cuscus. Furthermore, the diversity and relative abundance of fauna left on the site, the size of the rockshelter and the heavy vegetation surrounding it, as well as the archaeological context leads to a hypothesis that the site has been occupied as a transit shelter.

Kata Kunci : pemanfaatan fauna, Ceruk Kelo 6, Pulau Obi