Laporkan Masalah

Alternation on The Indonesian Terms of Sensory Disabilities as Used in Yogyakarta

RESPAKA NUNGKU A, Dr. Sailal Arimi, M.Hum.

2022 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Fenomena pergeseran makna atau istilah merupakan salah satu kajian menarik untuk dikaji. Hal tersebut dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju, menjadikan tataran pandangan masyarakat pun ikut maju berkembang. Pandangan masyarakat yang mulai berkembang ini juga mempengaruhi penggunaan bahasa yang digunakan oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian yang berfokus pada pendekatan bahasa dan masyarakat perlu dilakukan. Paparan tersebut terilustrasikan pada perubahan makna dalam terminologi disabilitas sensorik, khususnya di Yogyakarta. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui terminologi dalam disabilitas sensorik dan terminologi yang berkaitan dengan disabilitas itu sendiri, mendeskripsikan makna dari masing-masing terminologi, menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan makna, dan menyajikan grafik mengenai popularitas terminologi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan sosiolinguistik. Dengan pendekatan ini peneliti melakukan wawancara kepada responden disabilitas dan non disabilitas untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. Kesimpulannya, terminologi yang ditemukan adalah cacat, disabilitas, difabel, tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuli, Tuli, disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas wicara, difabel rungu, ruwi, dan HoH(Hard of Hearing). Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan makna dalam terminologi disabilitas sensorik, beberapa di antaranya adalah penerimaan di masyarakat, penghormatan terhadap sesama manusia, pengurangan tindakan diskriminasi, dan kesetaraan. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap sudut pandang masyarakat mengenai norma-norma yang berlaku dan arti penting dalam kehidupan sosial.

The phenomenon of the alteration of meaning or terminology is one of the most interesting studies to be traced. It is because the development of an increasingly advanced era has made the level of society viewpoint also develop. This developing society viewpoint also affects the use of the language used by the society itself. Therefore, research that focuses on language and society approaches is necessary to be conducted. That exposure is illustrated in the alteration of meaning in the sensory disability terminology, particularly in Yogyakarta. The aims of this qualitative research are to find out terminology in sensory disability and the terminology concerning disabilities itself, to describe the meaning of each terminology, to explain the factors which influence the alteration meaning, and to present graph regarding the popularity of the terminologies. This research was conducted by applying a sociolinguistic approach. With this approach, researchers conducted interviews with both disability and non-disability respondents to obtain more accurate information. In conclusion, the terminologies found are cacat, disability(disabilitas), difabel, tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuli, Tuli, disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas wicara, difabel rungu, ruwi, and HoH(Hard of Hearing). Many factors influence the change in meaning in the term sensory disability, some of which are acceptance in society, respect for fellow human beings, reduced acts of discrimination, and equality. This shows that language has a very strong influence on people's perspectives regarding prevailing norms and the importance of social life.

Kata Kunci : alteration meaning, disabilities terminology, sensory disability terminology, Sociolinguistics.

  1. S2-2022-467099-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467099-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467099-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467099-title.pdf