Laporkan Masalah

ANTARA NIVN DAN WALHI: TRANSFORMASI GERAKAN LINGKUNGAN HIDUP MASA KOLONIAL DAN MASA ORDE BARU, 1912-1998

KHUMAIROH, Dr. Farabi Fakih, M.Phil

2022 | Skripsi | S1 SEJARAH

Akar-akar gerakan lingkungan hidup di Indonesia muncul sejak masa Kolonial yang diberi nama Nederlandsche-Indische Vereeniging tot Natuurbescherming (NIVN) yang terbentuk sejak 1912 dengan agenda utama konservasi lingkungan. Namun, gerakan lingkungan sempat terputus pada masa Demokrasi Terpimpin. Gerakan lingkungan hidup muncul kembali pada masa Orde Baru dengan agenda kegiatan dan cakupan isu yang semakin beragam. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan tebesar yang pertama di Indonesia sejak 1980. Kemunculannya merupakan efek dari respon negara terhadap kesadaran lingkungan global yang tertuang dalam konferensi Stockholm 1972 untuk menangani masalah lingkungan yang muncul akibat industrialisasi dan agenda percepatan pembangunan nasional. Penelitian ini menjawab rumusan masalah terkait perubahan gerakan lingkungan hidup masa kolonial hingga Orde Baru serta dinamika organisasinya. Gerakan lingkungan hidup yang ada pada masa kolonial hingga Orde Baru memiliki kesamaan sekaligus perbedaan. NIVN dan WALHI memiliki beberapa kesamaan seperti, golongan sosial orang-orang yang terlibat dalam lembaga. Mereka adalah masyarakat sipil terpelajar lulusan universitas yang terjun dalam dunia aktivisme. Selain itu, NIVN dan WALHI sebagai organisasi masyarakat sipil pertama terbesar pada masanya yang fokus pada isu lingkungan memiliki peran mendorong pemerintah atau negara untuk mewujudkan kelestarian lingkungan. Persamaan ketiga adalah, perihal pendanaan organisasi yang sama-sama melibatkan lembaga penyandang dana internasional disamping lembaga penyandang dana nasional. Meski kedua organisasi tersebut memiliki kesamaan nilai mengenai pelestarian lingkungan, namun WALHI dan NIVN memiliki perbedaan dari sisi aktivisme dan dinamika gerakan dalam hubungannya dengan negara dan masyarakat luas.

The roots of the environmental movement in Indonesia emerged from the colonial period, under Nederlandsche-Indische Vereeniging tot Natuurbescherming (NIVN) since 1912 with the main agenda of environmental conservation. However, the environmental movement was interrupted during the Guided Demicracy period. The environmental movement re-emerged during the New Order era with an increasingly diverse agenda of activities and scope of issues. The Indonesian Forum for the Environment (WALHI) is the first largest environmental NGO in Indonesia since 1980. Its emergence is the effect of the state's response to global environmental awareness as stated in the 1972 Stockholm conference to deal with environmental problems arising from industrialization and the agenda of accelerating National development. This research answers the formulation of the problem related to changes in the environmental movement from the colonial period to the New Order and the dynamics of its organization. The environmental movement that existed during the colonial period until the New Order had similarities as well as differences. NIVN and WALHI have some similarities, such as, the social class of the people involved in the institution. They are educated civil society graduates from universities who are involved in the world of activism. In addition, NIVN and WALHI as the first largest civil society organizations of their time that focused on environmental issues had a role in encouraging the government or the state to realize environmental sustainability. The third similarity is regarding the funding of organizations that both involve international funding institutions in addition to national funding institutions. Although the two organizations share similar values regarding environmental conservation, WALHI and NIVN have differences in terms of activism and movement dynamics in relation to the state and the wider community.

Kata Kunci : Natuurbescherming, Gerakan, Lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Environment, Non-Governmental Organization.

  1. S1-2022-364389-abstract.pdf  
  2. S1-2022-364389-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-364389-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-364389-title.pdf